Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Sunday, June 12, 2011

Untuk Calon Abi dan Ummi

Allahu akbar… Allahu akbar !

Adzan subuh bangunkanku dari kelelapan, alhamdulillah… selamat pagi, terimakasih ya Allah, Kau sampaikan aku pada pagi ini. Let’s begin this day ! :)

Menyuci, menyetrika, menyapu, memasak, aduuh kaya ibu rumah tangga… yah, beginilah pekerjaan anak kost ketika sedang tidak ada aktivitas, memanfaatkannya untuk berbenah, oia kajian dan kerjakan penelitian… seharian akan aku dedikasikan untuk berjuang dan berkutat dengan hp ku… mengetik ini itu… ! Oke kita mulai dengan shalat subuh, tilawah dan dzikir enough ! selanjutnya menyuci… waduh ada sprei, bagaimana ini… ?? :) ting ting, di laundry. cuci-cuci plus mandi, ngomong-ngomong lama sekali ya… jam brp ini, telat ngga ya kajiannya… biarkan saja, selesaikan dulu ! kiki putih berbisik. Udaaah tinggal aja, kan bisa dilanjutin nanti sepulang ngaji, kiki hitam berbisik. Hmmm ! minggir semua ! pekerjaan itu jangan di tunda, selesaikan saja ! Okelah kalo begitu, jawab kiki putih dan kiki hitam seraya pergi. Kok sinarnya sudah terang ya, jam berapa ini, kutengokkan kepala ke dinding kamar…….. Ooh ! sudah pukul 07.30 ! bagaimana ini ? Kajian sudah ketinggalan satu jam, cara mencuciku memang sangat lelet di tambah hasil yang  kurang memuaskan. Semangat ! masih ada satu jam untuk duduk di majlis ilmu. Kilat-kilat kemudian akupun menuju Mardliyah. Alhamdulillah… masih banyak juga yang baru datang.

Yang ngisi Ustadz suaminya Ustadzah Ummi Munawiroh. Ok let’s begin our study ! (..........) Point-point penting dalam parenting… waduuuh, sudah di ahir materi ! it doesn’t matter ! niatkan untuk ngaji… (oke!) tema kali ini adalah “MENDIDIK ANAK” lumayan untuk persiapan berkeluarga.

Perlu kita ketahui bahwa dalam mendidik anak, ada enam hal yang harus diperhatikan; 

1.   Didik anak dengan kelembutan
2.   Didik anak agar memiliki keberanian
3.   Didik anak agar bertanggungjawab
4.   Didik anak agar bisa survive

What’s the meaning of survive? Survive di atas berarti mandiri, memiliki gambaran hidup dan prinsip nilai-nilai Islam. Misal: Pertama, akan ada waktu ketika seorang anak sudah menginjak usia dewasa makan dia akan menyukai lawan jenisnya, hal tersebut sangatlah wajar… nah ! buatlah agar dia terbuka, berikan arahan agar dia bisa memilih dengan menjadikan agama sebagai tolok ukur utama, bukan pada hal-hal yang bersifat keduniawaian. Jika perlu tanyakanlah, ada yang di suka ngga dek di sekolah atau dikampus? (sekedar memancing agar anak mau sharing) mungkin sang anak akan bertanya “kenapa abi / ummi tanya seperti itu?” jawab saja “siapa tau abi nanti bisa melamarkan untuk kamu dek” ting ting ! dengan begitu anak akan menjadi lebih terbuka karena kita memberikan perhatian kepadanya (padahal batin sang abi was-was karena takut sang anak tidak bisa menjaga diri). Kedua, didiklah anak untuk melewati masa-masa sulit. Seperti memberikan tanggung jawab kepada sang anak ketika dia menginginkan sesuatu, atau memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri sebelum didiskusikan.

5.   Didik anak agar memiliki empati dan nilai sosial tinggi

Misal : ketika sang anak membaca dan sang ummi memasak, ajarilah sang anak untuk berempati kepada umminya, membantunya untuk memasak, walaupun membaca merupakan kegiatan yang positif

6.   Didik anak agar memiliki karakter yang kuat, pekerja keras dan hal-hal yang bisa membuat sang anak bisa berkompetisi (struggle)

Misal : mengajarinya untuk selalu melakukan yang terbaik walaupun tidak menjadi No.1

Untuk mendidik sang anak agar dalam dirinya tertancap kuat prinsip-prinspi Islam, pastikan di rumah di tanamkan “ideologi Islam”  begitu juga dengan lingkungannya, sehingga sang anak akan merasakan suasana tersebut dan menjadikan Islam sebaagi prinsip kehidupannya ketika dalam masa pertumbuhan.

Lebih lanjut, terdapat 5 kunci utama dalam mendidik anak ;

1.      Keteladanan

Keteladanan merupakan kunci dalam mendidik anak. Jangan sampai anak mengatakan “abi sama ummi juga begini… begitu…” kalo sudah begini wibawa orang tua sudah tidak lagi baik di mata sang anak. so ! berusahalah untuk memberikan keteladanan di depan sang anak dengan tidak melakukan hal-hal yang kita tidak ingin sang anak melakukan hal tersebut

2.   Menanamkan pembiasaan sejak dini
 
Pengajaran sosial di bantu oleh abi (seperti renang dan basket) sedangkan pengajaran sopan santun oleh ummi (sikap lembut). Ketika anak sudah memasuki umur 10 tahun, pukullah dia ketika tidak melakukan shalat, tetapi harus dengan alasan yang jelas. Ustadz menjelaskan bahwa beliau dididik oleh ayahnya dengan keras, pernah suatu ketika beliau bermain kelereng hingga keluar desa dan pulang dengan membawa sekantong kelereng sebagai hasil jerih payahnya bermain seharian. Sesampainya di rumah sang ustadz menyunggingkan senyum lebar kepada ayahanya karena berhasil mendapatkan SEKANTONG KELERENG. Lalu diberikannyalah kelereng itu pada ayahnya. Apa yang ayahnya lakukan? Kelereng tersebut dibuang (ya Allah, udah jerih payah main seharian sampai dibelain keluar desa, pulang-pulang dibuang! Batin sang ustadz kecil); tentu saja dibuang, knp? Karena mainnya ngga kenal waktu sampai meninggalkan shalat. Sang ayahpun marah kepada sang ustadz kecil :)

3.      Nasehat

Berilah nasehat kepada sang anak di waktu-waktu yang menyenangkan, misal ketika makan bersama, rihlah dan lain sebagainya. Bahkan ustadz menganjurkan untuk memberikan nasehat ketika sakit karena ketika orang sakit hatinya menjadi lembut

4.      Perhatian dan empati

Jangan sampai sang anak tidak mendapatkan perhatian karena sang abi sibuk berdakwah atau bekerja, begitupula dengan umminya. Bagaimanapun kasih sayang abi dan ummi adalah yang paling utama bagi sang anak yang akan mempengaruhi tumbuh kembang sang anak.

5.      Hukuman

Berilah hukuman kepada sang anak ketika melakukan kesalahan, tetapi harus dengan kesepakatan terlebih dahulu. Missal; jika sang anak telat ulang, hukum dia dengan tidak memberi uang saku. Dan itu harus melalui kesepakatan terlebih dahulu dengan sang anak.


Pada intinya, ketika sang anak melakukan kesalahan berilah hukuman, tetapi harus dengan alasan yang jelas ! begitu kata ustadz suaminya Ustadzah Ummi Munawiroh.

Alhamdulillah, dengan waktu setengah jam aku duduk di majlis ilmu, insya Allah akan bermanfaat untuk bekal masa depan. Tidak hanya masa depan setelah berkeluarga, ini juga bisa diterapkan kepada adek atau anak-anak didik kita. Selamat belajar mendidik untuk para calon abi dan ummi. Mari siapkan diri menjadi orang tua sejati yang akan menjadi pembentuk kepribadian pejuang-pejuang baru Islam.

Saatnya berkutat dengan penelitian ! Bismillahirrahmaanirrahiim…

Sumber :
KRPH Masjid Mardliyah
Kamis, 29 April 2011

No comments:

Post a Comment

Let make a friend, be closer with silaturahim... trust that someday Allah will unite us :DDD