Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Thursday, April 25, 2013

Perasaan Indah itu Muncul di Jabal Tsur


Tepat pukul 18.50 aku turun dari lantai III Jabal Tsur. Kau tau apa yang telah terjadi di atas sana? Sebuah “perasaan indah” menghampiriku. Cinta. Kau tau apa yang telah aku lakukan di atas sana sendirian, dengan berselendangkan mukenah kesayanganku, dan ditemani Alquran kecilku? Aku memandangi bulan, bintang, langit dan awan yang ditemani kelebatan cahaya yang tak diikuti suara. Seperti halnya hatiku yang membuncah saat itu, terlalu kagum melihat pemandangan indah di atas sana hingga tak bisa berkata-kata. Aku katakan pada mereka, “Betapa cantiknya kalian, seberapa cantikkah pencipta kalian hai bulan, langit, awan? Pastilah lebih cantik........” senyumku mengembang lebar. Perasaan indah itu muncul menyirami hatiku yang gersang. Tiba-tiba rasa rindu ingin bertemu membumbung tinggi, aku ingin melihat Allah lebih dekat. Berada di samping-Nya, membersamai Rasul dan manusia-manusia mulia. Oh, pantaskah aku yang nista ini berangan seindah itu? 

Semangat amal memang harus terus dipacu
Jiwa memang harus selalu disegarkan
Agar hidup ini jelas ujungnya, mau kemana?

(sedikit) waktu muhasabah yang sarat makna
Jabal Tsur II_24 April 2013

Monday, March 11, 2013

Welcome “Semburat Cahaya Langit”


Takdir adalah ketetapan Allah dan manusia tidak memiliki kuasa dalam ranah ini. Betapa manusia memiliki keterbatasan yang sangat tidak terbatas ketika sudah dihadapkan pada takdir. Tetapi Allah Maha Rahman dan Maha Rahim, Allah memberikan kesempatan agar “kita bisa lari dari takdirNya yang satu menuju takdirNya yang lain, merubah takdir buruk yang telah ditetapkanNya kepada kita menjadi takdir baik” Bagaimana caranya?

Kaya itu takdir. Tetapi memanfaatkannya di jalan Allah atau memanfaatkannya untuk kemakshiyatan adalah pilihan. Pilihan ini berada dalam ranah manusia. Disinilah ujiannya. Takdir mana yang selanjutnya akan dipilih dengan takdir “kaya” yang sudah diterima? Which one do they prefer to choose? It is up to them... It depends on their heart calls to choose...

Jalan makshiyat bertebaran di sekeliling kita, setiap waktu, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik. Tetapi jalan cahaya jaaaaauh ! terbentang luas di depan kita. Takdirpun akan terus mengejar dan mengincar. Dan kita tidak akan pernah bisa menghindar darinya. Sehingga kita harus memiliki amunisi “HATI YANG KUAT” agar bisa menghadapinya. Tidak hanya bisa menghadapinya, tetapi juga memenangkannya. Lalu bagaimana caranya agar hati kita menjadi kuat? Yaitu dengan memberikannya vitamin-vitamin hati.

And.... Here it is ! “Semburat cahaya langit”. “Semburat Cahaya Langit” merupakan sebuah blog mini yang khusus dipersembahkan untuk teman-teman para pencari vitamin-vitamin hati. Didokumentasikan khusus untuk antunna semua yang ingin memperkuat hatinya.

Semoga dokumentasi tulisan ini akan menjadi pahala jariyyah yang akan mengalirkan kucuran pahala. Semoga kita selalu bisa menghadirkan Allah di setiap langkah... Aamiin


Jumu’ah Mubarak, 8 Maret 2013
Sambil menanti datangnya waktu maghrib 



Friday, January 25, 2013

(Special) for Muslimah Only

Rumah Tarbiyah. Rumah Cahaya. Orang-orang di luar sana menyebutnya Rumah Para Calon Bidadari Syurga. Penamaan ini dimaksudkan sebagai do’a agar mereka yang tinggal didalamnya selalu bersemangat dalam menuntut ilmu dan menempuh jalan menuju syurga. Tertanggal 25 Januari 2013, Inspirasi pagi di Jumuah Mubarak ditemani Indahnya tilawah Misyari ibn Rasyid [06:45-07:36]

Metamorfosa
It is dedicated to all of you Hai Muslimah

Aku memang bukan muslimah yang syamil, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha untuk menjadi syamil dalam mengaplikasikan hukum-hukum Allah

Aku memang bukan hafidzah, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha menghafal ayah demi ayah, surah demi surah dan juz demi juz dari Alquran

Aku memang bukan muslimah yang mewarisi berjuta ilmu para alim ulama, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha mengasah diri untuk menjadi generasi penerus yang rabbani, menjadi pencetak manusia berakhlaq mulia

Aku memang bukan muslimah yang istiqamah dalam Qiyamul lail, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha melawan beratnya bangun di tengah malam buta dikala binatang nokturnal berpesta

Aku memang bukan muslimah yang istiqamah dalam Dhuha, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha menjaga shalat dikala sepenggalah matahari telah tampak oleh mata

Aku memang bukan muslimah yang kaya raya, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha untuk menyisihkan harta yang Allah titipkan, berbagi dengan mereka yang kekurangan

Aku memang bukan muslimah yang cantik secara fisik, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha mencantikkan diriku di mata Yang Maha Cantik

Aku memang bukan muslimah yang baik, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha untuk menjadi bagian dari Al Abrar, golongan orang-orang yang baik

Aku memang bukan muslimah yang ahsan dalam beramal, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha menjadikan hidupku sebagai sajadah, tempatku bersujud untuk menyembah Zat yang Maha Esa

Aku memang bukan muslimah yang bersih dari mashiyat, tapi aku adalah muslimah yang akan selalu berusaha menghindari pintu-pintu yang akan mendekatkanku pada neraka

Jihaddun nafs dan istiqamah adalah seberat-beratnya ujian bagi manusia, dan dunia adalah hamparan sajadah untuk bersujud kepada Allah, semoga dikuatkan Hai Muslimah

Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya. Mari kita terus bermetamorfosa untuk menjadi Abdu yang syamil dan tunduk secara penuh kepada Allah. Don’t be your self. B’cause human being is surrounding by nafs (syaiton). Be our self is not always in a good way. But be the real slave ! Be  different ! Different with your special charity. Follow them who istiqamah in Dhuha. Follow them who istiqamah in Tahajjud. Follow them who istiqamah in Smile. Follow them who istiqamah in Shaum. Follow them who istiqamah in Shodaqoh. Follow them who istiqamah in memorizing Alquran. And you’ll be different ! Allah is the trully way to come...

Friday, January 4, 2013

Antara Dua Wanita


Sebuah kisah dua wanita yang sangat menginspirasi, semoga bisa membuka mata hati kita akan sebuah keputusan. Keputusan yang sudah menjadi ketetapan, takdir. Yang perlu kita pahami adalah, bahwa kita bisa lari dari dari takdir Allah yang satu menuju takdir Allah yang lain, dengan takdir Allah pula. Dan semoga kita diberi kekuatan untuk terus mengejar takdir baik yang telah Allah tetapkan.

***** 

Bahwa ada pilihan-pilihan dalam menyusun cita dan langkah di jalan cinta para pejuang, biarlah kali ini dua orang wanita yang mengajari kita. Wanita pertama bernama Habibah binti Sahl. Inilah Imam Al Bukhari meriwayatkannya. “Sesungguhnya”, kata Ibnu Abbas, ”Habibah binti Sahl istri Tsabit ibn Qais telah menghadap kepada Nabi Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia berkata, “Ya Rasulullah, saya tidak mencela akhlaq dan agamanya, tetapi saya tidak menyukai kekufuran dalam Islam.” 

Rasulullah Shallaahu A’laihi wa Sallam bersabda, “Maukah engkau mengembalikan kebun-kebuannya?” 

Ia menjawab, “Ya..!”

Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Tsabit, “Ambil kembali kebun itu, dan Thalaq-lah isterimu satu kali!” 

Dalam redaksi yang lain, Habibah bercerita banyak tentang sebab keinginannya bercerai dari Tsabit. Habibah berkata kepada Rasullullah, “Tampaklah apa yang tidak aku ketahui pada malam pengantin kami. Aku pernah melihat beberapa orang laki-laki, namun suamiku adalah lelaki yang paling hitam kulitnya, pendek tubuhnya, dan paling jelek wajahnya. Tidak ada satu kebagusan pun yang aku temui pada dirinya. Aku tidak mengingkari kebagusan akhlak dan agamanya, Ya Rasullullah. Tetapi aku takut menjadi kufur jika tak bercerai darinya. Aku takut jika terus menerus bermaksiat padanya karena ketidaktaatan pada suami, dan aku tahu itu menyalahi perintah Allah Swt.”

Habibah begitu mengerti akan potensi dirinya. Ia tahu akan resiko yang kemungkinan besar terjadi sebagai konsekuensi dari bertemunya realita kondisi yang ia hadapi dengan watak, sifat, dan karakter dirinya. Maka ia bicara tentang sebuah hak yang memang semestinya ia peroleh.

Ini tidak tercela. Bagaimanapun ada harapan-harapan tersendiri bagi seorang wanita untukmendapatkan suami yang begini dan suami yang begitu. Siapapun tidak berhak mengatakan habibah berselera rendah karena ia menolak Tsabit ibn Qais semata karena alasan fisik. Dan sebenarnya alasannya lebih pada dirinya sendiri yang khawatir kufur pada Allah atas kondisi suaminya. Dalam ungkapan Habibah, “Aku tidak mengingkari kebagusan akhlak dan agamanya, Ya Rasullullah.Tetapi aku takut menjadi kufur jika tak bercerai darinya. “Ada hal lebih besar yang ia takutkan, yakni kufur pada nikmat Allah. Dan durhaka pada suaminya.

Habibah binti Sahl memilih untuk bertaqwa pada Allah dengan meminta cerai dari seorang suami yang sulit diterima oleh perasaannya. Dan itu pun bukan tanpa resiko. Bersuamikan Tsabit ibn Qais dalam bayangannya menuntut kesabaran yang tak tertanggungkan. Tetapi ia juga sadar, hidup tanpa suami membutuhkan kesabaran dalam bentuknya yang lain. Selalu ada ruang, dan ruang itu berisi pilihan-pilihan.

Tetapi, bicara tentang kemuliaan, tentu lebih dari sekedar bicara tentang hak. Inilah kisah tentang wanita kedua. Ada satu kasus menarik dari seorang shahabiyah Rasulullah yang dinikahkan oleh ayahnya tanpa persetujuan dari dirinya. Menarik. Karena ia mengungkap satu pelajaran besar tentang hak wanita untuk menentukan pilihan. Ia memperjuangkan hak saudari-saudarinya itu agar mendapat ketegasan pengakuan dari Allah dan RosulNya. Dan jauh lebih menarik, karena ia mengungkap kemuliaan sebuah kata ridha kepada orang tua,dan keagungan kata sahabat atas ujian . Dengarlah,dalam riwayat Imam An Nasa’i, ‘Aisyah bercerita dalam perasaan yang senada. Perasaan seorang wanita.

“Ada seorang gadis remaja dinikahkan dengan seorang laki-laki. Ia kemudian berkata padaku, “sesungguhnya ayah telah menikahkanku dengan putera saudaranya agar martabatnya dapat terangkat melalui diriku. Tetapi aku tidak menyukainya..!”

“Aisyah lalu berkata, “Duduklah.!” Hingga kemudian, datanglah Rasulullah Saw. Maka aku pun memberitahukannya kepada beliau. Rasulullah lalu mengutus seseorang untuk memanggil ayahnya agar hadir kerumah beliau.

Ketika sang ayah hadir, Rasulullah Saw menyerahkan kembali urusan hal pernikahannya kepada sang gadis . Tetapi gadis itu berkata. “Ya Rasulullah, sebenarnya aku telah ridha akan apa yang dilakukan ayah kepadaku. Hanya saja, aku berkeinginan untuk memberitahukan  kepada para wanita, bahwa mereka memiliki hak dalam masalah ini.”  

Ada hak dalam menolak pernikahan yang digagas orangtua. Tapi ada kemuliaan dalam mentaati orangtua dan berbakti pada mereka. Wanita agung ini memilih yang kedua. Bukannya tanpa resiko. Karena dalam pernikahan ini ianya harus membangun cinta, mengatur perasaannya dari titik tidak suka. Begitulah. Selalu ada ruang diantara rangsangan dan tanggapan. Dan ruang itu berisi pilihan-pilihan. Maka itulah gunanya misteri takdir. Agar kita memilih diantara bermacam tawaran.

*****

Jumu'ah mubarak, 4 Januari 2013
Rumah Tarbiyah

Wednesday, November 28, 2012

Only Wish for Palestine

::: My Only Wish :::

All your armies ! All your fighter !
All your tanks ! And all your soldier !
Against a boy ! Holding a stone !
In his eyes, I see the sun...
In his smile, I see the moon...
And I wonder, I only wonder...
Who is weak !! And who is strong ?!
Who is right !! And who is wrong ?!
And I wish, I only wish...
That freedom, fastly comes...
____________________________

Allahu Akbar !
______________________

Thursday, November 22, 2012

Dua Anak Manusia

[Rajab]
A : When she’s daughter, she opens a door of jannah for her parents. When she’s a wife she completes half of the deen of her husband. When she’s a mother, jannah lies under her feet. If everyone knew the true status of moeslimah, even the men would want to be women (Syaikh Akram Nadawi)
B : ............................ *hiks
A : Segala luka dan kecewa tampaknya kan malu dan meniada : ketika kita insyafi bahwa Allah yang Maha Mengatur tak pernah keliru, tak pernah aniaya (Salim A Fillah)
B : ............................ *hiks

[Sya’ban]
A : Salam rindu dari hatiku... Kangeeennnnn
B : Angin, sampaikan rinduku pada cinta *mmmm

[Ramadhan ]
A : Ayooookkkkk tinggal 10 hari lagi. Semangat semangat semangat kakaakk... hayukk kejar khusul khotimah!! Hoi! Hoi! Hoi! \(^0^)/
B : Yookk mari yookk ! ^o^ ****

[Syawal]
A : We’ve always had wonderful time. I just need your sincerity to forgive all things I’ve done wrong. May Ramadhan brings in lots of blessings for us. Barakallah...
B : Suci. Bersih. Putih. Kembali...

[Dzulqo’dah]
B : Aku mau stay di Amazon buat beberapa bulan ke depan, bye bye
A : Hee? Elo mo ngapain di hutan? Kapan ke sana?
B : Mau ngejar takdir Allah
A : Sampai kapan?
B : KapanKapan *nyanyi, gimana kabar Azam?
A : Baik,
B : Masih kontak?
A : Masih, dia mau nikah tuh
B : Haa! Sama siapa, kapan?
A : Deket ini...
B : Trus kamu?
A : Mau gimana?
B : Kamu prefer yang mana ?! 
A : Azam itu idaman, tapi aku ngga tau dia mau sama aku apa ngga. Kalo satunya lagi beneran... Gatau aku ceritanya gimana, dia lagi berjuang dapet restu

A : Hoooooyyyyyyyyyyyyy
B : Hey !

A : Heeehhhhh kamu ngapain nongol-nongol di mimpiku, haaah? Kalo berani dateng langsung ke sini
B : Uangnya mau buat nunggu kamu nikah... Kalo dateng sekarang trus pas kamu nikah ngga bisa dateng, boong aja... Mau aku ngga dateng !?

[Dzulhijah]
A : Ngga ada yang perlu di rayakan dari berkurangnya umur. Jadi, semoga waktu yang udah lewat Allah ridho, waktu yang tersisa barakah Huhuhu, kata orang mah makin tua makin berjaya. Mudahan makbul ya
B : Thanks Sob, berkah dan sukses juga di sisa umurmu...
A : Sini ke borneo ah !
[Tiiiiiiiiiiiiiiit..............................]
B : \(^0^)/
A : Cieehh, cie cie
B : Jaga Allah, menyukai dan disukai itu anugerah
A : Jangan nikah sama orang yang di suka, tapi suka sama orang yang di nikahi
B : Lebih barokah... Never thought you’ll say those words, calonnya siapa sih?
A : Calonnya orang shaleh
B : Aamiin. You’ll get as you thaught bout what would God gives to you. Cayo ! yo yo bravo !
A : Sekarang doyan ngerap ya ? -_________-


Bumi Allah_22112012

Tuesday, November 20, 2012

Keep Your Promise !


2 months. I have been lived in Paris Van Java. Crowded. Hectic. Dizy. Just like Batavia City. Money. Fashion. Joy. Pleasure. People space out their times freely. Whenever and everywhere. 

Shaking my mind. Think to move on. Keep hand my promise. 

Fortunately, there were two of my friends accompanied me since I stayed. They kept me ! So I didn’t face my hardest work lonely. They were really really gift from God. But times goes on. I couldn’t keep this togetherness stayed for along time. We have our own way on the further times. And that time definitely will come. Resting this togetherness. Face out our life lonely is really something. Yet, there were many friends and family stayed and supported us all the time. They keep us to cheer up ! They are another candle light in the night.

We have to see everything positively. Dad’s advice.

That was right. Thinking positively will make us keep stand and cheer up this life. Kindness is still spread out surrounding us. Allah was right. His command is guidline that should be hold. We should know. That anything happened is something to learn.

Nowdays. Capitalism is everywhere. Maybe sometimes it could change our straight mind, who know? We lived in the “Wilderness World”. Keep on our hand-grip to God is something should do to keep us stand in the blest way. That so for someone who will be ours (mate). We must consider how strong are they? How strong their willing to make a change in their later little family. Supporting Islam to blossom out its kindness. And letting it for having powerful in this world wide for the second times.  

Saving God rules.

They exactly know how it feels. Now and afterwards will getting blur for them who have met their maturity. Unpredictable moment has come to them. And this should ! makes them to hand-grip His line stronger and stronger. Believe in His destiny. Even sometimes it hards. 

Pen has risen and ink has written.

Keep on your promise when you were be unborn child. That you will keep your word. Allah is my God. And I will back. ‘Coz I belong to Him... 


[211112] - [09:15-10:02]
Paris Van Java