Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Monday, June 27, 2011

Generasi Penyelamat Lingkungan Masa Depan

Agak lama tak menulis ternyata membuatku terdorong untuk berbagi kembali, yaaa ! walopun hanya lewat tulisan lugu... semoga saja menginspirasi.

OK... capcus... Selama seminggu ke depan, Yogyakarta akan mengadakan FKY (Festival Kebudayaan Yogyakarta) di Vredeburg. Jujur saja, selama empat tahun di jogja, aku hanya sekali pernah datang ke FKY, bersama seorang sahabat dari Kambodia yang kebetulan sedang menempuh study di UNY, dan itupun karena dia memaksaku untuk menemaninya jalan-jalan keliling jogja... sampai pegal kaki ini dibuatnya !  dan ini adalah yang kedua kalinya... bersama saudara sepupuku yang kebetulan sedang berlibur.

Dering “Always Be There” Maher Zain tiba-tiba mencuri perhatianku ketika aku dan sepupuku, mb virna, hendak pergi berpetualang. Tentu saja, karena baru saja aku mengirim pesan kepada dosen pembimbingku bahwa aku ingin bertemu hari ini untuk memberikan draft revisiku, tapi... “saya sedang workshop, tinggalkan saja di mailbox” alhamdulillah... loh ! pesan singkat itu melegakanku, ahirnya aku bisa jalan-jalan tanpa harus berdiskusi panjang lebar dulu tentang penelitian J haha ! sayang sekali memang, jujur aku merindukan kritikan dan ceramah beliau walaupun baru seminggu kemarin bertemu.

Bismillahirrahmaanirrahiim... kumasukkan draft penelitianku ke dalam sebuah kotak kecil dengan identitas nama Retno Widodo Dwi Pramono, ST., M.Sc. yang terpampang di deretan mailbox di kantor TU, dan tiba-tiba “Zakiya...!” seseorang mengagetkanku, kutengokkan kepalaku ke kiri dan ke kanan...  “Eh pak Aris” akupun menyunggingkan senyum... beliau adalah kepala TU prodi jurusan, beliau sangat care pada para mahasiswa... dan beliaulah salah seorang yang menjadi motivasiku bertahan di kampus perjuangan, karena sudah banyak sekali yang beliau lakukan untuk membantu kelancaranku di setiap permasalahan perkuliahan. “Kemana saja ngga pernah kelihatan!” tanya beliau. “Penelitian pak, kemana lagi... tenang pak, saya akan menyusul Hogi, SECEPATNYA!” jawabku mantap (Hogi adalah teman seperjuangan yang pertamakali pra-pendadaran dari sekian banyak temen-temanku di jurusan, dan aku tidak heran karena dia memang mahasiswa yang baik hati, rajin menabung dan tidak sombong, loh!)”Bagus!” jawab pak aris. Hmmm sebenarnya aku menjawab seperti itu hanya untuk menenangkan beliau agar aku tak diceramahi, keburu mau pergi jalan-jalan J

Bersama mb virna, aku melajukan kendaraanku menuju Vredeburg. Sesampainya di sana, kamipun  mulai merambahi stand-stand pameran yang ada. Kusapukan pandangan ke sekeliling, dan... tiba-tiba sebuah stand unik yang memamerkan kerajinan hasil daur ulang menarik perhatianku. Akupun mengajak mb virna menyambangi stand itu. Subhanallah... bagus sekali karya-karya kerajinan hasil daur ulang ini. Sangat sederhana... tapi memiliki nilai tinggi akan kontribusinya pada lingkungan. Potongan kecil-kecil memanjang plastik bekas yang dimasukkan ke dalam sebuah plastik kaku transparan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari tas belanja, tas sekolah, dompet, hingga  bantal. Subhanallah, benar-benar bagus... JJJ kreatif sekali. Mungkin sebenarnya sudah banyak acara yang memberitakan tentang ini, tapi jujur baru kali ini aku tergertak untuk lebih mendalami.


Akupun berbincang akrab dengan sang penjaga stand, seorang ibu rumah tangga, yang aku tau... dari tatapannya, beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat peduli lingkungan (sok tau !) tentu saja dari karya-karya kerajinan yang dipamerkan hahaha kalo begitu semua orang juga tau ! hmmm bukan begitu maksudku, tentu saja aku tau karena kami berbincang ngalor ngidul tentang siapa dan bagaimana hasil kerajinan tersebut di buat. Ternyata beliau adalah seorang aktivis masyarakat yang mewadahi hasil kreasi ibu-ibu rumah tangga untuk kemudian dijual dan sekaligus disosialisasikan terutama kepada para kontributor sampah seperti ibu-ibu rumah tangga, dengan tujuan untuk mengajak mayarakat secara umum peduli terhadap lingkungan. Super sekali J

Akupun di ajari oleh beliau bagaimana cara mendaur ulang sampah dan mengelola lingkungan. Beliau praktekkan tanpa basa basi, dan dengan tatapan hangatnya secara tidak langsung beliau telah memotivasi. Sang ibu adalah segelintir manusia dari sekian banyak manusia yang peduli akan lingkungan, terutama yang terkait dengan sampah ! Banyak hal yang beliau ceritakan... mulai dari bersosialisasi hingga mengajari masyarakat merubah kebiasaan membuang sampah sembarangan yang ternyata cukup sulit dilakukan. Dengan mewadahi masyarakat untuk memasarkan hasil-hasil karya mereka ataupun dengan memberikan “harga” pada mereka yang mau mengais sampah plastik untuk kemudian di potong-potong, dikumpulkan dan diproduksi menjadi sebuah hasil karya kerajinan, maka dengan sendirinya masyarakat akan bergerak. Bahkan sang ibu bilang, terkadang beliau memberikan secara gratis plastik-plastik transparan berbentuk bantal agar mereka mengisinya dengan potongan plastik untuk kemudian dijual. Beliau juga mengajarkan bagaimana cara membuat pupuk kompos dan pupuk cair sendiri yang ternyata menghasilkan pupuk yang mutunya tidak kalah jauh dengan pupuk-pupuk di pasaran, dan bedanya pupuk buatan sendiri ini hanya bermodalkan sampah ! yang kita tau merupakan penyebab permasalahan lingkungan 


Ada dua metode untuk mengelola sampah organik :
1. Pengelolaan dengan hasil pupuk cair
Pupuk cair, ternyata memiliki kualitas lebih bagus dibandingkan dengan pupuk padat. Sayangnya untuk membuat pupuk cair ini cukup sulit dan membutuhkan pengelolaan yang intens. Langkah awal dilakukan dengan menyiapkan bak sampah yang tertutup dengan memberikan semacam saringan di bagian dasarnya agar 'air sampah' terpisah dari sampah padat di atasnya, untuk saringan bisa dibuat secara manual. Sampah-sampah organik seperti sisa makanan atau dedaunan di masukkan ke dalam tong sampah untuk kemudian di uraikan oleh bakteri atau bio-activator yang bisa di dapat di toko-toko pertanian.  
2. Pengelolaan dengan hasil pupuk padat
Untuk pupuk padat, bisa menggunakan tong sampah yang dindinganya berlubang, tetapi bagian sisi-sisinya diberi semacam penyerap air, bisa menggunakan karpet atau kardus. Untuk pengelolaan sampah padat komposisi sampah harus diperhatikan agar sampah yang dihasilkan tidak terlalu banyak mengandung air dengan perbandingan 3/4 sampah padat dan 1/4 sampah cair. Dalam penguraiannya bisa menggunakan bio-activator seperti dalam pembuatan pupuk cair.

Hah ! semangat membarapun muncul, rasanya kepalaku dipenuhi ide-ide brilian. Jujur saja, kalo kepalaku memproduksi ide-ide brilian dan tidak langsung 'di catat' biasanya semuanya akan hilang begitu saja, dan motivasi diriku tentang ide brilian tersebut menjadi melemah... yah itulah kelemahanku !, jadi teringat dadang yang diperankan oleh erick dalam “The Tarix Jabrix” haha tapi aku ngga separah itu lo ! kadang sayang sekali ketika muncul ide brilian dan kemudian menghilang, benar-benar tersiksa ketika kepalaku dipaksa untuk mengingatnya kembali.

Ya Allah ! aku ingin sekali menjadi segelintir manusia seperti sang ibu, ya ! semuanya bisa di awali dari diri sendiri... ternyata stand pameran tersebut tidak hanya bertujuan untuk menjual, tetapi juga untuk mensosialisasikan kepada para pengunjung pameran bagaimana cara mendaur ulang sampah dengan benar. Sungguh mulia sekali niatan sang ibu... ya...”innamaa a’malu binniat” dan semua perbuatan, bergantung pada niatan yang kita tujukan. Mari ibu-ibu, loh ! pacu semangat untuk ikut berkiprah seperti sang ibu... Kamipun bertukar pikiran... “insya Allah saya akan berkunjung ke forum ibu...” kataku sembari bercanda dan meminta berfoto ria dengan sang ibu. Ternyata sang ibu narsis juga, haha

Dan inilah calon generasi penyelamat lingkungan masa depan (hahaha! tampangku kaku sekali) bersama sang ibu, mentor penyelamat lingkungan J
“dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya” hmmm selintas kata-kata itu muncul dalam pikiranku, semakin memberikan motivasi padaku akan sebuah cita-cita, dan semoga untuk kawan-kawan juga ^^ dan semoga Allah memperkenankan... semangat kawan ! niatkanlah semua bukan untuk kepentingan masyarakat saja, tetapi niatkanlah semuanya dengan berlandaskan pada harapan akan ridhaNya... semoga menjadi jalan untuk kiprah kita di dunia, dan sebagai jembatan untuk meraih kebahagiaan di ahirat, amin Ya Rabb...

Selepas berkeliling di FKY, akupun melanjutkan perjalanan menuju DPU-DT dan melanjutkan perjalanan menikmati indahnya Jogja, mensyukuri nikmat Tuhan yang tiada tara. Semoga menjadi jalan untuk pembelajaran dalam berkiprah di masyarakt kelak... Terimakasih untuk nikmat yang Kau berikan padaku hari ini Ya Allah... dan terimakasih telah berikan aku kekuatan untuk menuliskan tulisan yang tidak berharga ini, tapi semoga saja mengispirasi J

Kutulis sembari membaca buku “Daur Ulang Sampah” karya Sally Morgan yang ku pinjam dari seorang sahabat yang sangat mencintai lingkungan, Alestkikyo SittiSarifa -Sitti Sarifa Kartika kinasih- 

Inspiring Room, Yogyakarta
Senin, 27 Juni 2011

Tuesday, June 21, 2011

Extraordinary Day

Jam menunjuk pukul 04.00

Serasa ada yang membangunkan. Akupun membuka mataku perlahan, berusaha mengumpulkan nyawa. Mengumpulkan kembali tenaga untuk menegakkan raga yang baru saja mati suri. Kulangkahkan kaki mungilku keluarga untuk segarkan wajah di kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarku. Kutengokkan kepala ke kiri dan ke kanan, sunyi... belum ada pintu kamar yang terbuka... hanya saja sebagian lampu kamar menyala, menunjukkan sang penghuni yang sudah terjaga. Udara pagi begitu menyegarkan, ku hirup dalam-dalam sembari merefleksikan saraf-saraf kaku di tubuhku.

Sayup-sayup kudengar adzan berkumandang, menandakan waktu shalat shubuh telah tiba dan fajar telah berlalu.  Kubuka lembaran suci Al Qur’an, ku coba pahami maknanya, dan energi spiritualpun terisi untuk bekal menjalani hari ini.

Semangat pagi kubuka dengan mengecek facebook :| home dan ku lihat status seorang teman ...Sudah selayakny kita berucap syukur yang tiada terkira. Karena mungkin saudara-saudara kita yang lain kurang bisa merasakan kenikmatan ini... 2 hal yg harus senantiasa mengisi hari-hari kita: SYUKUR dan SABAR! selamat menikmati detik-detik yang ajaib, yang akan menuntun kita ke arah mata angin bahagia... sekilas aku melihatnya... dan akupun mendapatkan sebuah pelajaran berharga, bahwa syukur dan sabar adalah dua kata kunci yang harus kita pegang dalam menjalani hari, ya ! kata bijaknya telah men-charge jiwaku. Jzkillah 

Bermain dengan kata memang begitu menyenangkan. Bisa saja sebuah kata merubah dunia seseorang, entah itu manuju kebaikan ataupun sebaliknya, tergantung bagaimana cara dia memandang.

Jam menunjuk pukul 07.00

Aku bergegas menuruni tangga kost-kostan, memanaskan jupiter biruku, dan melaju ke arah Mardliyah. Ku isi hari pagiku dengan mengucapkan syukur pertamaku ketika sampai di majlis ilmu. Alhamdulillah... satu setengah jam duduk di karpet hijau itu begitu menenangkan, yah ! inilah ciri orang pleghmatis... menyukai kedamaian, tetapi keras jika kedamaian itu di pantang :| satu point paling penting yang ku tangkap dari ceramah yang di isi oleh Ustadzah Nunung adalah, bahwa ketika kita hamil, loh ? ini pembelajaran kawan :| jagalah hati... Didiklah anak sejak masih di dalam kandungan, ajari dia berpuasa, ajari dia baca Al Qur’an, ajari dia bersedekah, ajari dia beramal, lembutkan hatinya dengan memandang mereka yang kekurangan, berilah dia sentuhan do’a... insya Allah, kelak dia akan keluar ke dunia dengan dasar dan prinsip kehidupan sesuai yang kita tanamkan.

Jam menunjuk pukul 08.30

Akupun bergegas keluar, tiba-tiba tangan nakal mencolekku dari belakang, assalamu’alaikum mba kiki. Senyum sumringah itu sepertinya aku kenal, Nini... dia adalah teman yang sering kutemui di majlis ini. Kamipun melepas rindu setelah dua hari tak bertemu, bercerita kesana kemari, Nini adalah mahasiswa UNY jurusan Ilmu Komunikasi, dia sangat aktif di berbagai organisasi, banyak kegiatan-kegiatan yang dia ikuti. Ya ! dia memang ‘hiperaktif’ untuk urusan kepanitiaan. Dalam acara apapun sering sekali aku menemuinya ikut berperan. Kamipun bercerita panjang lebar tentang “dagang”, sebuah usaha yang sedang coba aku dalami. Banyak hal yang dia ajarkan, dan akupun mengucap syukur untuk keduakalinya, akupun memujinya... “sepertinya aku memang ditakdirkan untuk ketemu sama kamu dek” ya ! Allah selalu memberi aku peluang ketika aku menginginkan sesuatu, semoga saja menjadi kemudahan jalan untuk mencapainya, amin.

Jam menunjuk pukul 09.30

NF (Nurul Fikri) adalah tujuan perjalananku berikutnya, kerinduanku akan anak-anak kuusahakan dengan mendaftarkan diri sebagai pengajar. Tak peduli seberapa banyak waktu yang kubuang untuk mendidik mereka, tapi aku begitu bahagia ketika dipertemukan dengan wajah-wajah itu, entah kenapa, muncul semangat ketika melihat kepolosan mereka yang lucu. Akupun masuk ke sebuah ruangan, kulihat ada seorang lelaki tengah baya duduk, sekilas beliau memandangku ketika aku datang “silahkan...” dialah Pak Shiddiq. Beberapa waktu berdiskusi, kemudian kehangatan suasanapun mulai tertampakkan, “nanti kami kabari untuk tes tahap selanjutnya” ucap Pak Shiddiq padaku di ahir percakapan.

Perjalanan kulanjutkan ke perpus pusat, hmm merefreshkan diri dengan penelitian yang entah kenapa seminggu ini semangatku untuk menyentuhnya saja tidak ada. Kupaksakan diri sms ke dosen pembimbingku, dan... “nanti jam 3 an ya” balas beliau. Owh... bagaimana ini, aku belum mempersiapkan draftku ! sms sendiri kelabakan sendiri :| akupun tersenyum menang. Ternyata dengan pemaksaan ini justru mengisi semangatku untuk menyentuh kembali penelitianku. Aku pulang, shalat dzuhur dan menyiapkan draft yang akan aku serahkan. Tapi... Zzzz... aku ketiduran...

Jam menunjuk pukul 14.30

Kusiapkan diri untuk bertemu dosen pembimbingku, bismillah.... kutunggu dengan setia beliau di kursi kusam. “mari...” lelaki muda itupun menyapa. Alhamdulillah, draft yang harusnya kuserahkan seminggu lalu ahirnya di kritik ! ya, dari sinilah aku belajar, untuk membuat penelitian yang berkualitas pure hasil ‘Kiki’ sendiri ! ragu kutanyakan pada beliau “bagaimana hasil penelitiannya pak, apakah menurut bapak hasil penelitian saya cukup berharga?” beliaupun menjawab “hasilnya sangat berharga untuk bidang perencanaan, hanya saja kamu perlu memperbaiki sedikit subsatansi teks yang kamu susun terutama untuk pembahasan, usahakan agar orang lain memahami apa yang kamu maksudkan” alhamdulillah... pertemuanpun berahir dengan berbincang sembari berjalan di sepanjang koridor kampus ‘perjuangan’. Terimaksih Pak Wid...

Jam menunjuk pukul 16.00

Melanjutkan perjalanan ke Maskam UGM, shalat ashar... kemudian kulangkahkan kaki kecilku ke halaman depan, ikut bergabung dengan kumpulan pemuda pemudi yang sedang mendengarkan untaian ceramah Ust Salim A.Fillah. Bagaimana agar kita menjadi ikhsan, merasakan kehadiran Allah di setiap ibadah yang kita lakukan ? berusahalah untuk mendekatkan diri, maka Allah akan berikan furqan... memberikan ilham kepada hati kita untuk mersakan kehadiran Allah dan Jibril ketika beribadah. Bagaimana agar kita ikhsan kepada orang tua ? peganglah amanah yang telah mereka serahkan dan berbaktilah kepada mereka. Sebentar duduk di sana serasa begitu menyenangkan (pleghmatis kind of person !) Ust Salim mengatakan bahwa ada beberapa bentuk berbakti kepada orangtua, di antaranya adalah :

1.     Rendahkanlah diri kalian dihadapan mereka
2.     Berlemahlembutlah kepada mereka dalam berucap dan bersikap
3.   Janganlah katakan kepada mereka kalimat ukhfin (hardikan) seperti ah! dan kata-kata yang menghentak. Termasuk hardikan dengan menggunakan mata, isyarat, rona wajah dan ancaman
4.  Jangan mengatakan kepada mereka khaulan balighah (kalimat yang jelek) tetapi ucapkanlah khaulan kalimah (kalimat yang baik)

Lalu bagaimana cara kita memberitahukan kesalahan orangtua tanpa mereka merasa kita gurui ? ajari dengan secara tidak langsung. Jangan menggunakan kata-kata yang membuat orang langsung membuat marah, kecewa dan merasa digurui ! Ust Salim mengisahkan dua orang anak yang hendak berwudlu di masjid. Di tempat wudlu, mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang salah cara berwudlunya. Lalu mereka berfikir, bagaimana cara memberitahu tanpa menyinggung sang kakek. Apalagi mereka hanya anak kecil. Lalu salah satu dari mereka bertanya kepada kakek “kek, kami berdua bersalah paham tentang cara wudlu, tolong kakek beri penilaian mana yang benar wudlunya...” ucap sang anak. Lalu mereka berdua berwudlu dengan cara yang berbeda tetapi sama-sama sempurna. Kemudian apa jawab kakek “cara berwudlu kalian benar semua, justru kakek yang salah”. Ya ! begitulah, kisah yang benar-benar mengispirasi. Kupandang ke sekelilingku, senang sekali memandang wajah teman-temanku di sini... Di ahir majlis akupun megucap syukur untuk keiga kalinya, ada seorang akhwat yang wajahnya sangat kukenal dan lama kami tak berjumpa, alhamdulillah kami diberi kesempatan bertemu kembali, kamipun berpelukan... saling berucap salam dan bertanya kabar. Alhamdulillah, terimakasih untuk hari ini Ya Rabb.

Jam menunjuk pukul 17.45

Sesampainya dikos, aku dikagetkan dengan kedatangan seorang gadis mungil di kamar, ya ! dialah Diana, seorang juara karate nasional. Mendapat beasiswa di UGM dengan jurusan yang sama denganku. Senyumnya begitu polos, keterbatasan orangtuanya untuk membiayai dia kuliah, membuatku bersemangat untuk mengusahakan bantuan. Dia sangat pandai, cerdas dan memiliki hati hello kitty. Sangat sayang jika dia harus berhenti berjuang melanjutkan pendidikan. Kuhubungi teman di BEM untuk membantunya, memperjuangkan agar bidik misinya diterima, akupun di amanahi oleh guruku untuk mengurusi administrasi kuliahnya di jogja. Ini adalah amanah, ini adalah ladang amal, tak kusangka begitu menyenangkan membantu Diana mengurusi semuanya. Dan dari sinilah aku, Diana, Mamah Diana dan guruku menjalin hubungan. Kami di ikat oleh perasaan saling membutuhkan sebagai habluminannaas, ya ! aku membutuhkan seseorang yang bisa aku bantu dan mereka membutuhkan bantuanku. Semoga Kau beri kami kemudahan Ya Rabb...

Kutulis sembari memandang Diana yang tertidur pulas di ranjang kecilku :|
_____________________
Inspiring Room, Yogyakarta
Selasa, 21 Juni 2011

Sunday, June 19, 2011

Indahnya Rasa Ini...

Mari kita dengarkan sambutan hangat dari Sang Juru Bicara

Gemuruh tepuk tangan membahana di dalam ruangan dengan kapasitas sekitar 7000 orang. Sedetik kemudian seorang berkemeja hitam dan baju koko putih bersih dengan tegap melangkah ke depan, maju dengan wajah dan langkah yang sangat tenang.

Assalamu’alaikum wr wb...

Seluruh peserta serentak menjawab, wa’alaikumsalam wr wb... Salam sejahtera untuk kita semua. Akupun memperhatikan dari deretan kursi VIP di depan panggung panjang itu, bersiap mendengarkan suaranya yang begitu kurindukan. Walaupun aku baru melihat beliau untuk kali pertamanya, tetapi rasa rinduku akan beliau begitu membuncah, karena begitu hebatnya perjalanan juangnya ! dan aku ingin beliau memercikkan semangat baranya walaupun hanya lewat kata.

Suaranya menggema, menggetarkan jiwa, menembus hati yang tertutup rapat oleh titik-titik hitam. Tiba-tiba air mata ini menetes mendengarkan tiap kata yang di ucapkannya, Subhanallah, seperti apakah Rasul ? dan terbesitlah kerinduanku akan kekasih Allah. Andai perasaan ini terus seperti ini, begitu bahagianya aku. Hatiku mendesir, pikiranku melayang jauh menjelajah, membayangkan langit dengan awan putihnya, dan mulai mencari sosok yang kurindukan. Aku melihat samar bayang dengan jubah putih membelakangiku dari kejauhan, dan tiba-tiba sirna oleh pekikan takbir.

Taukah kau kawan ! nikmat sekali ketika kita bisa merasakan manisnya iman. Carilah dia, kejarlah dia. Jangan pernah berputus asa, apapun yang terjadi walaupun banyak hal yang menghambat jalanmu untuk pencarian itu ! laa taiasu... dan walaupun terkadang dia menghilang karena kita terlalaiakan.

Wajahnya memancarkan garis semangat yang membara, suaranya yang tertahan dengan intonasi yang begitu tegas, dan kepalan tangannya yang begitu kuat menyengatku ! akupun ikut mengepalkan tangan kecilku kuat-kuat. Takbiiiiir... Allahu Akbar !! suara para peserta kembali membahana, memekikkan lahirnya kembali semangat juang.

Ku tengokkan kepalaku pada layar lebar di samping panggung panjang itu, memperlihatkan 7000 lebih peserta dari berbagai penjuru wilayah yang berbaur menjadi satu. Sekilas kulihat seorang kakek tua menangis tersedu. Wajahnya memancarkan kerinduan yang begitu mendalam. Aku tau apa yang dia pikirkan. Kulihat di barisan depanku seorang nenek bersama tiga cucu laki-laki kecilnya, subhanallah... beliau ajak cucu-cucunya untuk menyaksikan ini ! di kursi VVIP ! dia infakkan 1.000.000 dari sebagian hartanya untuk mengajarkan cucunya agar mereka mengetahui apa itu seruan perjuangan, padahal mungkin di luar sana anak-anak seumuran mereka sedang asik bermain dan bersenang-senang. Ya Allah, semoga anak-anak ini kelak menjadi para pejuang Islam yang akan membebaskan negara-negara muslim dari cengkraman tangan-tangan syetan. Amiiin Ya Rabb...

Para peserta kembali menyerukan takbir, memekik keras, mencurahkan keinginan yang begitu mendalam dan yang begitu dirindukan oleh banyak orang, berulang kali, serasa semuanya bersaudara... ya ! imanlah yang menyatukan kita, aqidahlah yang menyatukan kita, dan Islamlah yang menyatukan kita.

Kutulis dengan kerinduan yang mendalam. Ya Allah, lembutkan hati ini... bukakan hati ini... sucikan hati ini... maafkanlah mereka yang pernah menyakitiku, ampuni mereka, berikanlah mereka furqanMu, agar mereka kembali pada jalan lurusMu dan ikut memenuhi seruanMu, dan maafkanlah aku... maafkanlah segala kekhilafanku, segala tindak tandukku, semoga mereka yang tersakiti ikhlas memberikan maafnya untukku. Amin
______________________
Inspiring Room, Yogyakarta
Minggu, 19 Juni 2011

Curhatan Anak Negri


Teringat saat aku masih kecil
Aku ingin belajar
Aku ingin meraih impianku sekolah yang tinggi
Namun yang terjadi padaku dan berjuta temanku
Adalah sebaliknya
Pendidikan adalah barang yang sangat mahal buatku
Dan juga teman-temanku

Sekolah yang rusak
Tak pernah diperbaiki
Pak guru pernah bilang "anak-anak yang sabar ya"
Tak ada dana untuk memperbaiki
Aku tak bisa menyalahkan mereka
Merekapun korban dari sebuah kebijakaan
Yang tidak pernah memihak pada rakyat kecil

Banyak anak-anak yang masih sekolah
Mereka sudah mengenal narkoba
Bahkan menggunakannya
Tawuran, pornoaksi, pornografi
Pacaran hingga pergaulan bebas bahkan berujung pada aborsi

Sesak rasanya jika melihat kemiskinan negri ini
Kemiskinan yang tidak hanya membelit keluargaku
Tetapi juga jutaan saudaraku lainnya
Jangankan untuk sekolah
Untuk makan sehari-hari saja banyak yang mengais sampah

Semua rakyat tau untuk siapa sesungguhnya keadilan di negri ini
Hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil saja
Karena yang berbiacara adalah uang, uang dan uang
Marah ! Sedih ! Campur aduk perasaan dalam hati
Teringat mbok minah yang mengambil tiga biji kakau
Harus disidang
Sedangkan para koruptor bebasa melenggang

Waktu terus berjalan
Namun tak ada perubahan yang lebih baik
Justru sebaliknya
Semakin carut marut

Negri ini kaya
Tak ada yang meragukan kelimpahan sumberdaya alamnya
Begitu suburnya hingga kata orang tongkat ditancapkan jadi tanaman
Namun kemanakah semua itu
Seharusnya kekayaan bumi ini bisa dirasakana oleh semua
Tetapi justru sebaliknya

Gunung emas ada di negri ini
Tambang minyak melimpah
Batu bara bertebaran
Semua Allah berikan untuk negri ini
Pada untaian zamrud katulistiwa ini

Mereka mengatakan kami adalah pemimpin
Kami adalah penguasa
Kami adalah pengayom rakyat
Tetapi kebijakan yang mereka buat
Kebijakan yang mereka putuskan
Justru kebijakan yang berpihak pada kepentinga asing
Dan semuanya nampak di depan mata
Tampa rasa malu sedikitpun

Tak bisa dipungkiri
Kalau negri ini ternyata dijajah oleh pemimpinnya sendiri
Di jajah bukan dengan senjata
Bom  atau pesawat tempur
Namun dengan kebijakan
Dengan undang-undang yang mereka buat

Minyak mereka serahkan pada asing
Gunung emas di angkut keluar negri
Hutan dan jutaan tambang
Tak pernah berimbas pada kesejahteraan rakyat negri ini
Sekali lagi
Hanya untuk diri sendiri dan kepentingan asing

Namun diam bukanlah jawaban
Karena perubahan adalah sebuah keniscayaan
Wahai saudaraku kepada siapa lagi kita akan berharap
Jika bukan kepada pertolongan Allah
Dengan apa lagi kita akan menuntaskan ketepurukan ini
Jika bukan dengan syari'ah
Aturan yang Maha benar
Dan siapa lagi yang akan kita jadikan teladan
Jika bukan Rasulullah
Sosok yang tak pernah lelah dalam mengemban risalah

_ _ _

Teaser
Curhatan Anak Negri
Konferensi Rajab 1432 H
19 Juni 2011
JEC, Yogyakarta

Saturday, June 18, 2011

“KEKASIH GELAPKU”

Teruntuk kekasih gelapku
Aku mencintaimu...
(kuberkata dengan senyum terindahku)
Walaupun kau hanya kekasih gelapku
Tapi yakinlah bahwa kau adalah cinta sejati
Yang ku cari sepanjang perjalanan hidupku
Begitu gelapnya kau di balik tabir itu
Hingga aku tak bisa menjangkau seperti apakah dirimu

Banyak orang bertanya
Apakah aku punya kekasih ?
Aku punya...
Ya, aku punya
Dia telah lama terpatri di Lauhul Mahfudz-Nya
Bahkan jauh sebelum aku dilahirkan di dunia
Kekasih yang sudah Allah tetapkan
Dialah anugrah terindah yang Allah ciptakan
Dan dia akan datang ketikamasa itu tiba
Masa di mana kewajibanku harus kupenuhi 
Untuk menjadi pelengkap agamanya
Pelengkap rusuknya
Pelengkap kehidupannya

Kekasih gelapku
Persiapkanlah dirimu untuk menjadi penuntunku
Dan akupun akan meniti jalan
Mempersiapkan diri, dan menempa diri
Agar bisa mengimbangimu

Menemanimu, mengukir perjalanan juang
Menjadi pendukung dan pelipur laramu
Menjadi penyokong langkahmu untuk terus maju
Dan menegakkan kalimat-Nya yang begitu syahdu

Menemanimu bersimpuh di bawah bebintang malam
Bersama rembulan, memuji keagungan Tuhan

Kekasih gelapku
Begitu rupawan jiwamu
Jadilah kau penyejuk jiwaku
Jadilah kau peneduh kalbuku
Jadilah kau dzikirku
Jadikan kebersamaan denganmu
Juga kebersamaan dengan Allah

Teruntuk kekasih gelapku
Uraikanlah sajadah panjangmu
Di sini akupun menguraikan sajadah panjangku
Hingga suatu waktu
Kapanpun itu...
Kedua sajadah panjang kita menyatu
____________________________________________
Untuk Kekasih Gelapku yang tersenyum syahdu membaca tulisan merah jambupersembahanku... 

Dan akupun semakin mencintaiMu... kejarlah aku, bukankah Kau pernah berkata bahwa Kau akan berlari ketika aku melangkah mendekat, dan Kaupun berkata bahwa Kau akan secepat kilat menyapa ketika aku berlari mendekat. Maka kejarlah aku. Dan dekatkan aku padaMu. Kutulis dengan kerinduan yang begitu mendalam padaMu Ya Rabb...
______________________
Inspiring Room, Yogyakarta
Sabtu, 18 Juni 2011

Friday, June 17, 2011

Indahnya Dunia

Indahnya dunia ketika bisa memandang hal-hal yang bisa dekatkanku padaMu... subhanallah...


“Ya Rabb, dekatkan aku pada manusia-manusia yang mendekatkan diri padaMu, dekatkan aku pada manusia-manusia yang dengan memandangnya akan bertambahlah kecintaanku padaMu, Ya Rabb... bersamakanlah aku kelak dengan seseorang yang dengan memandangnya aku akan selalu ingat kepadaMu, menjadikannya sebagai dzikirku, dan tempatkanlah aku di tempat di mana Kau akan ridha kepadaku,”

do’a yang tak pernah luput kupanjatkan di setiap sujudku... dengan berharap dan berharap agar Kau tunjukkan jalanMu... sungguh aku ingin terus merasakan manisnya perasaan itu...



Inspiring Room, Yogyakarta
Jum’at, 17 Juni 2011

Thursday, June 16, 2011

Kontemplasi Peradaban Islam dan Barat

Peradaban dan modernisasi adalah beban berat yang harus di tanggung oleh kaum muslim di jaman sekarang, karena menjadi faktor  “utama”  penyebab terkikisnya iman terutama bagi kaum muslim yang tinggal di negara-negara berkembang yang berada di bawah pengaruh negara adikuasa. Mungkin sebagian besar dari mereka tidak menyadari bahwa kini mereka sedang meninggalkan Islam secara bertahap, sedikit demi sedikit, dengan mengikut arus globalisasi. Banyak sekali contoh yang bisa kita lihat terutama di negara kita, contoh kecil adalah pengaguman masyarakat terhadap artis masa kini, pengaguman yang berlebihan yang “sebenarnya” tidak patut untuk dilakukan ! ini adalah sebagai akibat dari pengaruh media dunia dan pendidikan dasar agama yang masih sangat kurang di terapkan dalam kurikulum pendidikan di negara kita. Tentu saja karena kebijakan tentang hal itu berada di bawah kendali kontrol negara adikuasa. Lihatlah muda mudi jaman sekarang, mereka berlomba mengagungkan kebudayaan barat sebagai budaya modern yang harus diikuti jika tidak ingin dibilang “ketinggalan jaman” !

Kita tau bahwa intervensi negara barat sangat kental dalam menentukan kebijakan yang di ambil oleh negara-negara berkembang. Penjajahan secara fisik memang sudah tidak lagi terjadi, tetapi negara-negara berkembang masih menjadi imperialisme gaya baru yang lebih halus berupa peperangan pemikiran dan penjajahan politis serta dominasi ekonomi melalui globalisasi. Hmmm jadi teringat tentang teori darwin, tentunya kita sangat bersyukur karena teori tersebut telah runtuh bersamaan dengan runtuhnya kejayaan ideologi sosialisme yang dibawanya. Coba saja kita ingat kembali pelajaran sejarah di masa SD dan SMP, kita di cekoki pendidikan sejarah bahwa manusia dulunya adalah kerak yang berevolusi ! masya Allah ! sempat terpikir oleh saya ketika ustadz saya waktu kecil dulu menceritakan bahwa manusia di ciptakan oleh Allah dari tanah, di bentuk dengan sebagus-bagus rupa, dan kisah Nabi Yusuf yang mempesona banyak wanita. Memang Darwin sama Nabi Yusuf duluan ada siapa sampai Darwin berani berkata bahwa manusia berasal dari kerak !! tapi anehnya teori tersebut menjadi materi yang di wajibkan dalam kurikulum pendidikan dasar di negara kita. Perlu dipertanyakan, kok bisa ? Bayangkan saja seorang anak kecil dihadapkan pada dua pilihan yang bertentangan, tidak jelas mana yang benar dan mana yang salah karena sama-sama di ajarkan baik di pendidikan formal (Sekolah Dasar) maupun informal (Madrasah) ! padalah kita tau bahwa masa kecil adalah masa di mana kehausan akan pengetahuan sangat besar. Bersyukurlah kita karena ada dari golongan kita yang berani menyerang pemikiran Darwin hingga kejayaannya runtuh bersama ideologinya, beliaulah Harun Yahya... beliau telah menelurkan pemikirannya dan menyerang Darwin melalui bukti-bukti ilmiah yang bisa di tangkap oleh logika dengan menjadikan ayat-ayat Allah sebagai dasar penelitian yang tidak terbantahkan.


Sekarang, coba kita tengok peradaban di masa Rasulullah, bagaimana beliau memandang peradaban sebagai sarana untuk membangun Islam ? kita tau bahwa Islam pernah berjaya selama hingga lebih dari 13 abad, dan kini kejayaan sudah beralih pada barat. Sudah tidak lagi melandaskan Islam sebagai pinsip dan konsep dasar kehidupan, tetapi menggantinya dengan menuhankan modal dan uang ! tapi percayalah... Islam akan kembali berjaya di masa mendatang, Allahu akbar !


Sekarang coba kita cermati perbedaan pokok peradaban Islam dan barat :

1.  Peradaban Islam, berasaskan pada wahyu dan hadist, akal, pengalaman dan intuisi dengan pendekatan tauhid (bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan semesta alam). Bersifat otentik dengan menjadikan syahadah sebagai objek kajian. Menjadikan agama sebagai asas utama seluruh elemen peradaban.

2.   Peradaban barat, berasaskan pada rasio, spekulasi dan filosofi dengan pendekatan dikotomis, materialisme dan idealisme. Bersifat rasionalitas dan selalu berubah dengan menjadikan tata nilai masyarakat sebagai objek kajian. Dan menjadikan agama hanya sebagai bagian dari elemen peradaban.

Dari perbedaan tersebut saja tentunya kita sudah mengetahui, betapa sangat berbedanya dasar kedua ideologi tersebut. Di mana Islam melandaskan ridha Allah sebagai landasan utama konsep kehidupan dengan mematuhi aturan-aturan Allah yang di tujukan untuk kemaslahatan bersama. Bandingkan dengan ideologi barat yang menjadikan uang sebagai dasar utama konsep kehidupan. Menuhankan uang dan kekayaan tanpa mempedulikan kebersamaan ! banyak sekali kenyataan yang bisa kita lihat di lingkunga kita, kemiskinan, segmentasi yang sangat curam, tingkat kesejahteraan yang masih jauh dari standar dan lain sebagainya. Inilah  keadilan bagi para kapitalis, menjadikan tingkat perekonomian sebagi tolok ukur kehidupan !


Bukankah kita hidup di dunia untuk bersama, bersatu mencapai satu tujuan, mencapai ridha dan syurgaNya... Bukankah kita harusnya saling memberi, berbagi bersama dan saling mengasihi tanpa memandang penting strata sosial. Bukankah kita harusnya membentuk shaf bersama dan memuji Allah sebagai satu-satunya Tuhan semesta alam. Kawan ! Semoga kita di beri kesempatan untuk merasakan manisnya kejayaan Islam kembali. Jikapun tidak, semoga kita diberi kekuatan untuk terus memperjuangkan kembalinya kejayaan itu. Amin


Sekolah Singkat Ghozwul Fikr Hari pertama di Asrama Haji Yogyakarta, oleh Ust Fatturahman Kamal (Pengasuh PP Budi Mulya) di adakan oleh  Jama’ah Shallahuddin UGM pada Oktober 2010, Ramadhan 1431 H


Sunday, June 12, 2011

Sedikit Perenungan

“BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM”

Rasa bersalah…
Terkadang membuat kita merasa rendah diri
(sejenak… tersenyum)

(talk self)
Tak apa…
Tengoklah ke belakang
Tengoklah kembali kesalahan itu
Tapi jangan jadikan dia sebagai hambatan untuk berkembang
(berpikirlah maju!)
Apalah arti rasa bersalah itu ?
Jika kita terus saja terpaku memikirkan kesalahan yang kita perbuat di masa lalu
Justru akan membuat kita semakin binasa… Termakan rasa…
Memikirkan dan mengingatnya hanya akan membuang energi sia-sia
Membuat lahir dan batin lelah
Membuat otak semakin layu tak terasah
(jangan stagnan ! majulah kawan !)
Berhentilah……
Berhentilah mengingatnya…
Tengok saja sejenak untuk menjadikannya sebagai pelajaran berharga
Sebagai titik terang perubahan
Perubahan yang lebih baik
Yang lebih menjanjikan
Di masa depan…
(Dunia… dan Akhirat…)
Bismillahirrahmaanirrahiim 

"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" 
(QS Ar Ra'd : 11)

Living Room
Senin, 7 Maret 2011
13:47

Menyambut Rajab

Alhamdulillah wasyukurilah… Kita dipertemukan kembali dengan bulan Rajab. Sebuah kebahagiaan yang tidak terkira karena Allah masih memberikan kesempatan untuk menikmati indahnya bulan-bulan “penyembuh jiwa”, bulan-bulan yang sangat kita rindukan kedatangannya, bulan-bulan di mana kita bisa memadu cinta dengan lebih afdhal pada Sang Kuasa. Hmm… waktu begitu cepat berlalu, menyapa kita dengan detik-detik yang terus berjalan tanpa henti dan tanpa kita sadari.

Terdapat empat bulan haram dalam kalender Islam yang kita ketahui merupakan bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah, yaitu bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Keempat bulan haram tersebut memiliki keutaman-keutamaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya, di mana pahala kebaikan pada bulan-bulan tersebut dilipatgandakan oleh Allah. Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh dari dua belas bulan dalam system kalender islam. Dengan kedatangan bulan Rajab, berarti dalam masa dua bulan ke depan kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan, dan semoga Allah menyampaikan kita pada bulan terindah dari seribu bulan… Untuk menyambut bulan Rajab, kita disunnahkan untuk berdo’a;

Do’a ketika memasuki bulan Rajab

“Allahumma baariklana fii rajaba wa sya’bana wa ballighna ramadhaan”
Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan ssampaikanlah kami pada bulan Ramadhan (HR. Imam Ahmad dari Anas bin Malik)

Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa dalam empat bulan haram, kita di larang untuk menganiaya diri sendiri dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang diharamkan. Pahala kebaikan memang dilpatgandakan oleh Allah, tetapi hal tersebut juga berlaku untuk perbuatan dosa, di mana jika kita melakukan perbuatan dosa, sekecil apapun maka kita akan mendapat catatan dosa yang berlipat karenanya;

“…..itulah ketetapan agama yang lurus maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS At-taubah : 36)

Bulan Rajab merupakan salah satu waktu di antara lima waktu di mana do’a tidak akan di tolak. Waktu-waktu yang insya Allah diperkenankan do’anya oleh Allah adalah;1. Malam pertama bulan Rajab; 2. Malam nisfu Sya’ban; 3. Malam jum’at; 4. Malam Idhul Fitri; dan 5. Malam Idhul Adha

Bulan Rajab 1432 H jatuh pada tanggal 3 juni-1 juli 2011,  terdiri dari 29 hari. Bulan Rajab merupakan bulan di mana Rasulullah di angkat oleh Allah ke langit yang diperingati oleh kaum muslim sebagai peristiwa Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab di mana menurut kalender nasional jatuh pada tanggal 29 juni 2011.
Let That Month Heal Our Soul

Semoga kita diperkenankan untuk sampai pada bulan terindah dari seribu bulan (Ramadhan), Amin Ya Rabb….. Mari siapkan diri menyambut bulan penuh keberkahan, mari optimalkan amal ketika di beri kesempatan  dipertemukan kembali dengan bulan paling mulia dari seribu bulan… mari berlomba tingkatkan iman…


Berdakwah Sesuai Kompetensi Diri


Apa itu dakwah ?

Dakwah, apa yang kita ketahui tentang dakwah ? berbicara di depan jamaah ? dilakukan oleh ustadz dan ustadzah ? Bagi sebagian orang, berdakwah adalah berbicara di depan banyak orang dan dilakukan oleh ustadz dan ustadzah, lalu apa peran orang-orang yang belum memiliki kapasitas seorang ustadz dan ustadzah (alim)… apakah harus melulu mencari ilmu dengan menjadi bagian dari jamaah tanpa mencoba berusaha menyampaikan ilmu yang diketahuinya… bukankah Rasulullah memerintahkan kita untuk menyampaikan kalimat-kalimat Allah di muka bumi.

Apa urgensi dakwah ?

Mengapa dakwah itu penting, karena melalui dakwah manusia akan saling berinteraksi untuk menasehati antara satu dengan yang lain dalam hal kebaikan. Sehingga terwujud tujuan bersama yaitu mencapai ridha dan syurga Allah. Dakwah diwajibkan bagi setiap muslim, baik dilakukan secara individu maupun jamaah.

1. Berdakwah secara individu

Berdakwah secara individu bisa dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada kemampuan masing-masing personal. Ketika seseorang memiliki kompetensi berbicara di depan banyak orang dan berpengaruh  dilingkungannya, hal tersebut merupakan potensi besar bagi ladang dakwahnya di dunia dalam pencapaian pahala. Sebaliknya bagi orang yang tidak memiliki kompetensi, walaupun hal tersebut sebenarnya bisa di latih ! bisa melakukannya melalui pendekatan personal (liqo, halaqoh atau face to face). Seorang sahabat menginspirasi saya melalui sebuah sms : jika mampu maka jadilah seorang alim (berilmu), jika tidak mampu maka jadilah seorang penuntut ilmu, jika tidak mampu maka cintailah mereka, dan jika tidak mampu makan jangan sekali-kali membenci mereka (Bimbi Ariza). Mungkin pesan tersebut sudah menyebar dan sudah umum dikalangan kita, yang perlu diperhatikan adalah terdapat makna yang cukup mendalam yang memunculkan inspirasi kreatif dalam gerak dakwah di dalam kalimat tersebut. Pendekatan secara personal bisa dilakukan terhadap teman-teman dekat yang memiliki kecenderungan untuk di ajak kepada arah kebaikan (Mualaf). Bukankah Rasulullah bersabda;

“sampaikanlah walaupun satu ayat”

Lalu mengenai tanggapan orang tentang apa yang kita sampaikan di mana kita belum bisa melakukannya, apa yang harus kita lakukan ?

“janganlah mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan” 

kita bisa menyiasatinya dengan sembari melakukan perbaikan diri, tetapi usahakan untuk tidak mengatakan sesuatu yang tidak kita lakukan, karena hal tersebut justru akan membuat orang yang kita ceramahi menjadi kecewa terhadap sikap kita. Kalaupun tidak bisa menyampaikan karena tidak enak (pekewuh), berusahalah untuk menunjukan kebaikan Islam melalui sikap, mungkin bisa dilakukan dengan membantu teman yang dalam kesulitan, berbagi rizki, tersenyum ramah, mudah memaafkan dan lain sebagainya, insya Allah mereka akan melihat kebaikan Islam dalam diri kita.

2. Berdakwah secara komunal (jama’ah)

Berdakwah secara komunal memiliki potensi lebih besar akan pengaruhnya di masyarakat, tetapi pendekatan secara komunal juga tidak terlepas dari pendekatan personal. Pendekatan personal merupakan mainstraim metode dakwah Rasulullah walaupun pendekatan secaar jama'ah juga dilakukan. Pendekatan secara personal memiliki pengaruh dan kekuatan yang lebih besar dalam meyakinkan seseorang tentang nilai-nilai ajaran Islam,  tetapi hal tersebut tentu akan menjadi lebih efektif ketika didukung dengan pendekatan secara komunal yang terorganisir.

“dan hendaklah di antara kamu ada seorang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”(QS Ali Imron : 104)

Tuntutan dakwah Rasulullah

Ada beberapa tuntutan yang menjadi dasar metode dakwah Rasulullah :

1. Tujuan, dakwah hendaknya dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan, yaitu mengubah system yang ada sekarang menjadi sebuah system kehidupan yang berlandaskan pada Islam 
2. Target, dakwah dilakukan dengan menyampaikan hal-hal yang berpengaruh terhadap dasar / prinsip pandangan seseorang dalam menilai kehidupan
a) Mentauhidkan Allah
b) Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin,
c) Islam sebagai panduan hidup
d) Tercapainya ridha Allah
3. Tahapan dakwah
a) Pembinaan (Tasqif), menyiapkan individu-individu yang siap untuk berdakwah kepada masyarakat
b) Interaksi dengan masyarakat (Tafa’ul), menyiapkan masyarakat untuk menerapkan system kehidupan Islam
c) Penerapan hukum Islam (Tautbiq), menerapkan hukum Islam secara menyeluruh

Dakwah hendaknya dilakukan kepada keluarga terlebih dahulu, karena bagaimana kita bisa mendakwahi orang lain sedangkan keluarga kita sendiri saja tidak bisa dijadikan sebagai panutan. Begitupun Rasulullah, ketika Rasulullah mendapat wahyu untuk pertamakalinya, istrinyalah (Khadijah) yang menjadi target utama dakwah beliau. Dilanjutkan Ali Bin Abu Thalib yang merupakan putra pamannya yang di asuh oleh beliau sejak kecil, kemudian Zaid Bin Haritsah seorang budak yang dihadiahkan kepada Rasulullah oleh Khadijah, lalu Abu Bakar dan sahabat-sahabat lainnya. Dalam dakwah Rasulullah tidak memandang kedekatan kekeluargaan, tetapi lebih pada kedekatan ikatan (sahabat) karena hal tersebut di anggap lebih efektif dan lebih mudah di terima. Perjuangan dakwah Rasulullah di Madinah telah berhasil membentuk sebuah Negara Islam yang menerapkan system kehidupan dengan berlandaskan pada aqidah Islam. Ekspansi dakwah selanjutnya dilakukan di Makkah dengan system legislasi (politik) dan kenegaraan, begitu pula dengan negara-negara lainnya, hingga pada ahirnya terbentuk Khilafah (Negara Islam) yang menaungi negara-negara di Jazirah Arab. Islam merupakan sebuah konsep kehidupan, sungguh indah ketika dunia baru Islam bisa bangkit kembali seperti masa kejayaan jaman kekhilafahan :) Islam will dominate the world, insya Allah...

Berdakwah sesuai dengan kompetensi diri

Mari berdakwah sesuai dengan kompetensi diri, semampu kita, sebisa kita, dengan mendudukkan mereka sesuai pada tempatnya. Misal : tidak menggurui yang lebih tua, tidak ekstrim (memaksa teman untuk berjilbab), tidak sok tau, dan lain sebagainya. Tidak menempatkan diri sebagai seorang “ustadz” atau “ustadzah” ketika ilmu kita memang belum mencukupi. Merendahlah… karena sesungguhnya dalam predikat tersebut terkandung beban dan amanah yang lebih berat. Bukankah Allah membebankan kepada kita sesuatu hal yang kita mampu menyelesaikannya… Ketika Allah berikan sebagian ilmunya kepada kita, sampaikanlah… Sampaikanlah sebisa kita menyampaikannya… Sepengetahuan kita... Dengan cara apapun selagi tidak menyalahi syari’ah.

“Dalam berdakwah, kita tidak dituntut untuk menarget bahwa seseorang yang kita dakwahi harus mengikuti ajaran yang kita sampaikan, karena yang memiliki kewenangan untuk memberikan hidayah adalah Allah” (Ustadz Cahyadi, Mardliyah, 11 Juni 2011)

Kita hanya menjadi perantara untuk menyampaikan, karena dengan menyampaikan saja kita akan mendapatkan pahala besar di sisi Allah, apalagi ketika kita memberikan pengaruh besar kepada orang yang kita dakwahi sehingga dia mengikuti apa yang kita ajarkan. Subhanalllah…

Sebuah kisah mengisnpirasi saya dalam kajian di Masjid Mardliyah pagi tadi (07.00-08.15) oleh Ustadz Cahyadi Tjakariawan dengan tema “Membuka Ladang Dakwah Baru”, kebetulan Ustadz Cahyadi adalah salah seorang anggota DPD  di Yogyakarta yang sekaligus merangkap sebagai seorang Ustadz dan penulis, ada seorang ikhwan bertanya “bagaimana cara ustadz melakukan dakwah dilingkungan politik yang kita tau bahwa lingkungan politik merupakan lingkungan yang dipandang sebagai lingkungan kotor ?” kira-kira begitu pertanyaannya. Lalu ustadz menjawabnya dengan kisah yang (menurut saya) cukup menarik dan mengena di hati J. Alkisah, Ustadz Cahyadi memiliki seorang staff  pribadi lulusan dari pesantren (kalau tidak salah dari pesantren yang sama dengan sang ustadz) yang selalu memanggil beliau dengan sebutan ustadz di kantor hingga staff-staff lain di dalam ruangan dan di luar ruangan ikut memanggil beliau dengan sebutan ustadz. Lalu ustadz mengatakan kepada staff-nya, “antum panggil-panggil saya ustadz tapi ngga ngaji sama saya, ayo ngaji sini”, dan sang staff pun mengaji pada ustadz, lambat laun staff lain di dalam ruangan tersebut ikut mengaji pada sang ustadz hingga ahirnya diputuskan untuk mengadakan kajian setiap hari rabu pagi sebelum jam kerja di mulai. Dan subhanallah… Kajian rabu ahirnya juga diikuti oleh staff-staff dari ruang lainnya.

Pada intinya dakwah tidak harus dilakukan dengan duduk di depan jama’ah, senyum pun bisa di nilai sebagai dakwah jika diniatkan dengan niat untuk berdakwah. Tetapi alangkah lebih baik ketika kita terus berusaha memperbanyak ilmu dan menyampaikannya kepada yang tidak tahu. Allah sungguh Maha Pemurah, selamat berdakwah kawan ! semoga menginspirasi… ^___^

Sumber :
Kajian bersama Ustadz Cahyadi Tjakariawan
Masjid Mardliyah
Sabtu, 11 Juni 2011
dan Halaqoh bersama Ammah Vivi