Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Wednesday, November 28, 2012

Only Wish for Palestine

::: My Only Wish :::

All your armies ! All your fighter !
All your tanks ! And all your soldier !
Against a boy ! Holding a stone !
In his eyes, I see the sun...
In his smile, I see the moon...
And I wonder, I only wonder...
Who is weak !! And who is strong ?!
Who is right !! And who is wrong ?!
And I wish, I only wish...
That freedom, fastly comes...
____________________________

Allahu Akbar !
______________________

Thursday, November 22, 2012

Dua Anak Manusia

[Rajab]
A : When she’s daughter, she opens a door of jannah for her parents. When she’s a wife she completes half of the deen of her husband. When she’s a mother, jannah lies under her feet. If everyone knew the true status of moeslimah, even the men would want to be women (Syaikh Akram Nadawi)
B : ............................ *hiks
A : Segala luka dan kecewa tampaknya kan malu dan meniada : ketika kita insyafi bahwa Allah yang Maha Mengatur tak pernah keliru, tak pernah aniaya (Salim A Fillah)
B : ............................ *hiks

[Sya’ban]
A : Salam rindu dari hatiku... Kangeeennnnn
B : Angin, sampaikan rinduku pada cinta *mmmm

[Ramadhan ]
A : Ayooookkkkk tinggal 10 hari lagi. Semangat semangat semangat kakaakk... hayukk kejar khusul khotimah!! Hoi! Hoi! Hoi! \(^0^)/
B : Yookk mari yookk ! ^o^ ****

[Syawal]
A : We’ve always had wonderful time. I just need your sincerity to forgive all things I’ve done wrong. May Ramadhan brings in lots of blessings for us. Barakallah...
B : Suci. Bersih. Putih. Kembali...

[Dzulqo’dah]
B : Aku mau stay di Amazon buat beberapa bulan ke depan, bye bye
A : Hee? Elo mo ngapain di hutan? Kapan ke sana?
B : Mau ngejar takdir Allah
A : Sampai kapan?
B : KapanKapan *nyanyi, gimana kabar Azam?
A : Baik,
B : Masih kontak?
A : Masih, dia mau nikah tuh
B : Haa! Sama siapa, kapan?
A : Deket ini...
B : Trus kamu?
A : Mau gimana?
B : Kamu prefer yang mana ?! 
A : Azam itu idaman, tapi aku ngga tau dia mau sama aku apa ngga. Kalo satunya lagi beneran... Gatau aku ceritanya gimana, dia lagi berjuang dapet restu

A : Hoooooyyyyyyyyyyyyy
B : Hey !

A : Heeehhhhh kamu ngapain nongol-nongol di mimpiku, haaah? Kalo berani dateng langsung ke sini
B : Uangnya mau buat nunggu kamu nikah... Kalo dateng sekarang trus pas kamu nikah ngga bisa dateng, boong aja... Mau aku ngga dateng !?

[Dzulhijah]
A : Ngga ada yang perlu di rayakan dari berkurangnya umur. Jadi, semoga waktu yang udah lewat Allah ridho, waktu yang tersisa barakah Huhuhu, kata orang mah makin tua makin berjaya. Mudahan makbul ya
B : Thanks Sob, berkah dan sukses juga di sisa umurmu...
A : Sini ke borneo ah !
[Tiiiiiiiiiiiiiiit..............................]
B : \(^0^)/
A : Cieehh, cie cie
B : Jaga Allah, menyukai dan disukai itu anugerah
A : Jangan nikah sama orang yang di suka, tapi suka sama orang yang di nikahi
B : Lebih barokah... Never thought you’ll say those words, calonnya siapa sih?
A : Calonnya orang shaleh
B : Aamiin. You’ll get as you thaught bout what would God gives to you. Cayo ! yo yo bravo !
A : Sekarang doyan ngerap ya ? -_________-


Bumi Allah_22112012

Tuesday, November 20, 2012

Keep Your Promise !


2 months. I have been lived in Paris Van Java. Crowded. Hectic. Dizy. Just like Batavia City. Money. Fashion. Joy. Pleasure. People space out their times freely. Whenever and everywhere. 

Shaking my mind. Think to move on. Keep hand my promise. 

Fortunately, there were two of my friends accompanied me since I stayed. They kept me ! So I didn’t face my hardest work lonely. They were really really gift from God. But times goes on. I couldn’t keep this togetherness stayed for along time. We have our own way on the further times. And that time definitely will come. Resting this togetherness. Face out our life lonely is really something. Yet, there were many friends and family stayed and supported us all the time. They keep us to cheer up ! They are another candle light in the night.

We have to see everything positively. Dad’s advice.

That was right. Thinking positively will make us keep stand and cheer up this life. Kindness is still spread out surrounding us. Allah was right. His command is guidline that should be hold. We should know. That anything happened is something to learn.

Nowdays. Capitalism is everywhere. Maybe sometimes it could change our straight mind, who know? We lived in the “Wilderness World”. Keep on our hand-grip to God is something should do to keep us stand in the blest way. That so for someone who will be ours (mate). We must consider how strong are they? How strong their willing to make a change in their later little family. Supporting Islam to blossom out its kindness. And letting it for having powerful in this world wide for the second times.  

Saving God rules.

They exactly know how it feels. Now and afterwards will getting blur for them who have met their maturity. Unpredictable moment has come to them. And this should ! makes them to hand-grip His line stronger and stronger. Believe in His destiny. Even sometimes it hards. 

Pen has risen and ink has written.

Keep on your promise when you were be unborn child. That you will keep your word. Allah is my God. And I will back. ‘Coz I belong to Him... 


[211112] - [09:15-10:02]
Paris Van Java

Friday, October 12, 2012

Pelukan Sang Bidadari

Kategori: Cerpen Islami
Karya: Qiela Monaza AlAdwa

PELUKAN SANG BIDADARI

Wajah ‘Aisya berbinar sekaligus terharu ketika Teh Nini memeluknya erat dengan senyum ala bidadari syurga. Cantik. Harum. Sejuk dipandang.  “Subhanallah...” batin ‘Aisya. Ahirnya ‘Aisya bertemu juga dengan sosok yang sudah sejak lama dia kagumi. Teh Nini. Istri seorang Da’i muda yang sempat naik daun. “Alhamdulillah...” ucapnya sekeluarnya dia dari sebuah Masjid.

Dalam hati, ‘Aisya berkata pada dirinya sendiri, bahwa setiap wanita pada dasarnya bisa menjadi bidadari di dunia sekaligus di syurga. Pesona tersebut akan keluar dengan sendirinya. Anugerah yang memang Allah karuniakan kepada wanita-wanita shalihah perindu syurga. Satu pelajaran berharga diperoleh ‘Aisya hari ini. Berkat pertemuannya dengan wanita yang dia rindukan sejak lama. Sekalipun dia sering memandangnya dalam majlis taklim yang pernah di ikutinya. Tapi kedekatannya hari ini memberinya pelajaran berharga yang tidak mungkin secara kebetulan di dapatkannya.

Sudah hampir sebulan ini ‘Aisya tinggal di Kota Kembang. Paris Van Java. Pusat fashion Indonesia masyarakat mengenalnya.

Sejak menjejakkan kakinya di Kota Kembang, ‘Aisya sudah memantapkan tekadnya untuk belajar dan meraup pengalaman. Pasca kelulusannya dari sebuah universitas negeri di Kota Pelajar, ‘Aisya mulai menyadari perjuangan kehidupan yang sebenarnya. Kekhawatirannya akan semakin berkurangnya umur, bertemunya dia dengan kedewasaan, dan semakin banyaknya tanggungjawab baru yang lebih berat yang harus dia emban yang semakin dirasakannya, membuatnya semakin semangat untuk belajar dan terus belajar. Facing the real world. 

Pagi itu ‘Aisya bersiap untuk pergi. Hampir sebulan dia tinggal, tapi dia sama sekali belum pernah mengunjungi Ponpes tempat bidadari cantik itu tinggal. Padahal keinginan itu sudah terucap lama sejak dia memutuskan untuk pindah. Tanpa tau arah, dia memberanikan diri untuk berkunjung. Bersilaturrahim. Bersama dua rekannya yang lain yang kebetulan akan pergi jalan-jalan, dia berpamitan kepada pemilik asrama tempat dia tinggal.

“Ayo ikut”, ucap Bapak paruh baya yang tidak lain adalah Pak Tampubolon, Executive Manager tempat ‘Aisya menimba ilmu selama beberapa waktu ke depan ketika dia dan dua rekannya berjalan menuju tempat dimana delman mangkal. Terlihat dua anak laki-laki lucu dan seorang wanita cantik di dalam mobil elegan berwarna silver yang dibawanya.

Sejak awal, ‘Aisya mendapati bahwa pimpinannya adalah seorang yang baik sekalipun originaly dia adalah seorang batak. Tanpa malu-malu ‘Aisya dan kedua rekannya pun masuk ke dalam Nisan Livina silver dihadapan mereka, dan di antarlah hingga ke pusat kota tempat angkot menuju lokasi yang di tuju mangkal. Mereka cukup dekat dengan sang Bapak. Selain baik, dia juga tak rikuh dengan staff yang secara struktural berada di bawahnya. Seringali dia manawari untuk jalan-jalan keliling kota atau menghadiri event-event ala anak muda, tapi ‘Aisya menolak. Dan rekan-rekannya pun menghormatinya. Ketikapun waktu luang menyapa, ‘Aisya lebih suka menghabiskan waktu luangnya untuk menulis, beraktifitas ala anak rumahan, dan sesekali berjalan-jalan keluar kota mencari udara segar atau sekedar mengunjungi sahabat dan saudaranya. ‘Aisya adalah sosok wanita ‘muda’ yang biasa saja, tapi kepeduliannya akan generasi mendatang begitu menggebu. Dia ingin menjadi wanita penggubah ‘dunia’ melalui keluarga kecilnya kelak. Sebuah mimpi besar seorang wanita biasa. 

“ ’Aisya nanti pakai angkot elf yang ke arah kiri, bayarnya duaribu saja”, ucap wanita cantik yang duduk disampingnya. “Lasta dan Ratu ke arah kanan pake angkot warna telur asin, bayarnya tigaribu”, tambah wanita itu sembari menyunggingkan senyum. “Hati-hati ya di jalan”, pesan Pak Tampubolon. Mereka bertiga pun berpisah di persimpangan jalan layang yang terlihat padat tempat berbagai jenis jalur angkot berlalu lalang.

Mata ‘Aisya berbinar dan hatinya berbunga ketika dia masuk ke dalam angkot yang akan mengantarnya menuju Ponpes tempat bidadari yang di idamkannya tinggal. “DT ya Pak”, ucap ‘Aisya pada Pak Sopir, sopir angkot itu terlihat masih muda. Tetapi urat yang membekas di  tangan dan lehernya menampakkan bahwa dia sudah sejak lama menghabiskan waktunya bekerja keras di bawah terik panas. “DT disini Neng”, ucap Pak Sopir pada ‘Aisya. ‘Aisyapun menyerahkan selembar uang duaribuan yang sudah disiapkannya sejak menaiki angkot. “Trimakasih Pak”, ucap ‘Aisya. “Sama-sama Neng”, jawab Pak Sopir ramah.

Neng. Sejak awal sampai di Kota tersebut, ‘Aisya memang merasa asing dengan sapaan itu. Terlebih lagi bahasa origin yang tidak dia pahami sama sekali.

Sembari menyusuri jalan lokal yang dipenuhi oleh pedagang kaki lima, ‘Aisya membenahi kerudung merah maroonnya yang tersangkut tas hijau army mungil sederhana di lengan kanannya. Gamis putih gading bercorak kotak merah dan weight dash berukuran kecil yang dikenakannya adalah hasil karyanya sendiri. ‘Aisya menyukai dunia design. Memiliki butik muslim adalah impian besar ‘Aisya yang lain. Dia ingin mememperkenalkan karyanya pada wanita-wanita modern bahwa dengan pakaian tertutup pun mereka akan tetap terlihat cantik dan mengagumkan, karena memakai atribut yang di syari’atkan adalah kewajiban yang tidak bisa ditentang.

15 menit sudah ‘Aisya menyusuri jalan itu, dan sampailah dia di tempat yang di tuju. Sayup-sayup dia mendengar ceramah dari dalam masjid bergaya minimalis yang akan dimasukinya. ‘Aisya pun melihat jam di tangan kirinya, pukul 10.30. “Bismillahirrahmaanirrahiim...” ucap ‘Aisya seraya memasuki masjid yang terlihat sangat bersih dan rapi hampir tanpa cela. Di pintu masuk bertuliskan “batas suci” ‘Aisya mendapati sandal dan sepatu terjejer rapi. Diapun mampir sejenak di lorong pintu akhwat karena melihat deretan lembaran pengumuman di lemari terbuka yang memang disediakan untuk para pengunjung. Tanpa ragu ‘Aisya mengambil lembaran-lembaran itu. Lalu dilanjutkan dengan menyusuri lorong pendek yang berujung tangga menuju ke lantai dua. Di bawah tangga terlihat toilet muslimah yang bersih, rapi dan dipenuhi kaca separuh badan hampir di sepanjang tembok tempat berwudlu. Toiletpun terlihat syar’i dengan letak kakus yang menyerong ke kanan 45 derajat dari arah kiblat (barat laut.red) sehingga tidak menghadap atau membelakangi kiblat. Setelah berwudlu, ‘Aisya menaiki tangga menuju ke lantai dua. Didapatinya ibu-ibu dan wanita muda yang sedang menyimak ceramah dari seorang ustadz muda yang belum dikenalnya.

Dzuhur menjelang. Jam menunjuk pukul 11.45 dan penceramah mengahiri kajiannya dengan memberikan pengumuman agar jama’ah bersiap untuk menyambut dzuhur, dan yang membuat ‘Aisya terkejut adalah pengumuman berikutnya, bahwa pukul 13.00 Teh Nini akan datang. Kebetulan yang tidak mungkin hanya kebetulan. Kejutan Allah sering kali membuat ‘Aisya berucap syukur. Sejak mula, ‘Aisya hanya berniat untuk mencari informasi terkait kegiatan di sana untuk mengisi kebutuhan ruhiyahnya, tetapi Allah sekaligus mempertemukannya dengan bidadari yang dia idamkan.

Panggilan shalat pun datang. Sebagian besar jama’ah melakukan shalat qabliyah sebelum iqamah dikumandangkan. Pasca shalat dzuhur, sembari menunggu kedatangan Teh Nini, jama’ah bertilawah menggemakan lorong masjid mungil nan bersih yang dipenuhi pelapis kayu di temboknya. Membuatnya terlihat klasik dan elegan. Hingga terdengar pengumuman bahwa bidadari yang diidamkan ‘Aisya telah tiba. Gamis biru dongker berpayet bunga sederhana di bagian bawah yang dikenakannya membuatnya terlihat segar dan percaya diri. Cantik. Sejuk. Agak lama wanita itu berada dibalik tiang masjid bersama seorang balita mungil cantik yang membuat wajahnya tak terlihat. Lalu wanita itupun melangkah ke mimbar kayu bercat coklat dengan tempat duduk rotan dengan perpaduan gaya klasik tetapi terlihat modern di depan jama’ah wanita. “ma’aaaf... cucuuu”, ucap wanita cantik itu sambil membetulkan posisi duduknya. “Cantik”, gumam ‘Aisya. “Menyejukkan sekali dipandang, benar-benar bidadari dunia”.

“Asiyah, The Truly Beauty”, ucap Teh Nini mengeja. “Susah ya bacanya, maklum saja karena saya belum bisa bahasa inggris”, tambahnya merendah. Tema inilah yang akan di angkat. ‘Aisya memperhatikan dengan seksama, dari gaya bicaranya, caranya menyampaikan, dan gerak-geriknya, memang menandakan bahwa wanita dihadapannya adalah sosok wanita cerdas lagi lemah lembut. ‘Aisya pun semakin kagum. Pantaslah Teh Nini mendapatkan sosok Da’i muda yang memiliki keberagamaan kuat dan berwawasan luas. Tak beda jauh darinya. Dan tentu saja kebersamaan tersebut membuat mereka semakin kuat mencintai Allah dan saling menguatkan dalam kebaikan.

“Aisyah adalah sosok yang cerdas lagi tawaddu’ ”, wanita berparas cantik itu menyampaikan dengan intonasi yang ditekan. Menunjukkan bahwa sang ummul mukminin adalah sosok yang dikaguminya. “Nabi seringkali mendapatkan wahyu ketika tidur bersamanya”, ucapnya. “Tentulah ini bukan sebuah kebetulan, tetapi karena Allah tau bahwa Aisyah adalah wanita cerdas yang memiliki daya ingat kuat dan akan sangat membantu Nabi dalam menyampaikan risalah, bahkan ketika Nabi wafat, banyak para sahabat yang menjadikan Aisyah sebagai rujukan”, tambahnya. “Karena beliaulah yang paling sering bersama Nabi setelah wafatnya Khadijah. Yang memahami betul bagaimana akhlaq sang Nabi. Yang melihat gerak-gerik Nabi dari bangun tidur hingga tidur kembali. Bagaimana posisi tidurnya, bagaimana cara mandi janabahnya, bagaimana cara berwudlunya, bagaimana cara makannya, bagaimana cara shalatnya, dan semua gerak-gerik selama masa hidupnya”.

“Banyak hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah dibandingkan oleh istri-istri Nabi yang lain, dan itu menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang cerdas dan memiliki daya ingat yang tajam. Beliaupun suka memuji istri-istri Nabi yang lain, sebuah kisah menunjukkan sifat tawaddu’nya yang tinggi, jelas Teh Nini, “yaitu ketika beliau hendak wafat. Ketika itu beliau sakit, dan dengan usianya yang sudah masuk masa senja, menyadarkanya bahwa waktunya sudah dekat. Satu-persatu sahabat pun menengoknya dan mendoakannya. Hingga sampailah salah seorang sahabat. Tetapi Aisyah menolaknya. Karena dia tau bahwa sahabat yang datang tersebut akan memujinya. Dan dia tidak menginginkan itu. Bahkan dia berucap bahwa dia ingin menjadi orang yang dilupakan”.

“Aisyah adalah istri Nabi yang mendapat julukan humaira karena pipinya yang merah merona walaupun tidak diberi blush on. Selain itu beliau juga mendapat julukan Ashshiddiqqoh yaitu wanita yang dipercaya seperti ayahandanya Abu Bakar Ashshiddiq, sahabat terdekat Rasul. Sejak masa kecilnya, dia sudah hidup dalam lingkungan tauhid dan sudah menampakkan kecerdasannya. Nabi pernah mendatanginya ketika beliau sedang bermain layaknya anak kecil sebayanya karena memang umurnya ketika menikah dengan Nabi masih sangat muda, 6 tahun. Nabi melihatnya membawa boneka kuda bersayap. Lalu Nabi bertanya, “Aisyah, adakah kuda yang bersayap?”. “Bukankah kuda Nabi Sulaiman memiliki sayap”, jawabnya, dan Nabi pun tersenyum. Dengan umur semuda itu, beliau sudah memilki pengetahuan dan kecerdasan yang luar biasa”.

Kisah yang paling berkesan bagi ‘Aisya adalah ketika Aisyah mendapatkan ujian fitnah. Walaupun ‘Aisya memiliki koleksi buku shirah shahabiyah, dia selalu merasa senang walaupun kisah tersebut sering kali di ulang dalam ceramah yang di ikutinya baik secara audio maupun visual. Bagi ‘Aisya, kisah tentang para sahabat dan sahabiyah adalah kisah yang selalu terdengar indah. Teh Nini pun menyampaikannya dalam ceramahnya. “Ketika itu Aisyah ikut pergi bersama rombongan, ketika dalam perjalanan, Aisyah pergi ke suatu tempat untuk berhadas. Lalu ketika kembali dia mendapati kalungnya tidak ada. Diapun kembali ke tempat semula dan mendapati kalungnya yang tertinggal, tetapi ketika dia kembali ternyata rombongan sudah tidak ada. Tubuhnya yang kecil membuat penuntun onta yang membawa Aisyah tidak menyadari bahwa Aisyah belum masuk ke dalam tandu. Hingga ahirnya diapun tertinggal. Aisyah pun menangis hingga ketiduran. Dan ternyata ada salah seorang sahabat yang tertinggal di belakang dan dia menemukan ummul mukminin tertidur. Diapun mengajak Aisyah untuk menaiki ontanya dan menuntunnya, mereka hanya berjalan berdua, dan Allah menjadi saksi sepanjang perjalanan mereka. sesampainya di kota, seorang Quraisy memfitnahnya. Hingga tersebarlah berita itu di kalangan sahabat hingga Nabi. Pada mulanya Nabi tidak terhasut oleh berita itu, tetapi karena berita tersebut sudah menyebar begitu luasnya ahirnya beliau terpengaruh oleh kondisi. Hingga beliau mendiamkan Aisyah selama 40 hari lamanya. Dari sini kita belajar, bahwa Nabi juga manusia biasa yang juga bisa terhasut layaknya manusia kebanyakan. Hikmah lainnya adalah, bahwa Aisyah, Rasul dan para sahabat justru lebih sering di uji keimanan dan kesabarannya, bahwa ujian yang semakin berat akan ditimpa oleh mereka yang semakin mendekatkan diri pada Allah, sehingga bisa menjadi ibrah bagi umat setelahnya. Hingga ahirnya Allah membela sang ummul mukiminin melalui firman-Nya”.

Kisah itu selalu terngiang di telinga ‘Aisya. Indah sekali. Betapa mulianya sang ummul mukminin hingga Allah membelanya dan mendokumentasikan dirinya dalam Al-qur’an, Kitab Suci yang hingga kini menjadi acuan dan pedoman hidup jutaan muslim di dunia.

“Ketika Aisyah berumur 4 tahun, Allah mengabarkan Nabi dengan memberikan gambar wajah Aisyah dalam mimpinya dua kali. Dia akan menjadi istrimu kelak. Jibril mengabarkan”. “Subhanallah, betapa mulianya wanita pemilik pipi merah itu. Sang ummul mukminin. Betapa mulianya beliau. Malaikat Jibril yang mengabarkan, pemimpin dari pemimpin para malaikat. Utusan pemilik alam semesta”, batin ‘Aisya.

Keinginan ‘Aisya untuk bertemu dan melihat betapa sempurnanya istri Nabi begitu menggebu, walaupun ‘Aisya hanya manusia biasa yang masih sangat jauh dari predikat shalihah, apalagi sempurna. 

‘Aisya pun kembali ke asramanya dengan bahagia. Sepanjang perjalanan tak hentinya ‘Aisya berucap syukur karena dia mendapatkan pelajaran yang lebih dari yang dia cari. Belum lagi dipeluk oleh sang bidadari dunia yang dia idamkan sejak lama. Tentu saja, pengalaman ini akan semakin menguatkan dirinya untuk tetap kokoh menembus zaman. Mendidik Aisyah masa depan.

[09102012]-[06:13-08:59]
Paris Van Java

Wednesday, September 26, 2012

Bekerja VS Ibu Rumah Tangga, Pilih Mana?


Peran profesional muslimah adalah peran kontributif, dan peran utamanya adalah di rumah. Ketika dia ke luar rumah dan menjalankan peran sesuai dengan kapasitasnya secara profesional, sesungguhnya ia tengah ikut bersama kaum pria untuk membangun bangsa. Meski demikian perlu diingat, jika dilihat secara jumlah, sebenarnya muslimah yang dikaruniai peran kontributif jumlahnya lebih kecil daripada wanita rata-rata. Dan dalam pengurusan manajemen dan analisa biasanya wanita memang memiliki kualitas lebih bagus dibandingkan kaum laki-laki.

Ketika seorang muslimah memiliki potensi dan kesempatan untuk menjalani peran publik, maka ia harus menjalaninya dengan baik dan semata untuk mengharap ridha Allah. Selain itu ia juga harus didukung oleh suaminya, keluarganya, dan masyarakat (negara). Mereka yang memutuskan untuk berkontribusi pada bangsa dan masyarakat dan tentunya dengan seizin dan ridha suami harus mencari cara yang efektif dan efisien untuk berperan optimal tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai istri, ibu dan ibu rumah tangga (dalam tataran masyarakat). 


Kita memang perlu menciptakan dunia yang ramah bagi muslimah, ramah dalam peran dan produktifitas. Peran sahabiyyah di zaman rasulullah sangat banyak dan beragam. Sementara sekarang ada pemikiran yang mengerucutkan peran muslimah itu menjadi dua poin ekstrim, ibu bekerja dan ibu rumahtangga. Bagaimana sebenarnya? 


Peran muslimah, sesungguhnya bukan sekedar pelengkap, pemanis, atau sekedar peran di belakang layar. Tetapi dia memiliki banyak peran dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Ada peran individu sebagai seorang hamba, peran sebagai istri, peran sebagai ibu dan peran sebagai ibu rumah tangga dalam tataran masyarakat bahkan bangsa yang menuntutnya untuk berkontribusi. Lalu bagaimana cara mengelola semua peran tersebut tanpa  mengenyapingkan peran utamanya sebagai wanita seutuhnya? Ada pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan oleh seorang muslimah dalam memilih mana yang lebih diprioritaskan.

Ketika kita memilih untuk berkontribusi di tataran masyarakat, kita harus memahami betul apakah peran tersebut akan mengganggu peran utamanya? ketika suami mendukung dan peran tersebut bisa diseimbangkan tanpa mengganggu peran utamanya, maka diperbolehkan. Tetapi ketika peran tersebut dimungkinkan akan mengganggu peran utamanya maka dia harus meninggalkannya dan fokus pada peran utamanya. Bagaimanapun syurga muslimah berada dalam ridha tidaknya suami.

“Banyak kaum laki-laki hebat yang di latar belakangi oleh wanita hebat, baik istri, ibu maupun saudara.” Kalimat ini harusnya bisa menjadi pemicu bagi kaum wanita untuk berperan secara optimal baik sebagai istri, ibu maupun ibu rumah tangga. Bahkan Nabi pernah bersabda, bahwa kemandirian dan tegaknya sebuah negara bergantung pada wanita. Karena dialah pencetak generasi-generasi pemimpin negara. 

Dari siroh kita belajar bahwa mereka juga menjalankan peran-peran strategis. Ada sebuah kisah shahabiyah yang cukup menarik untuk disimak. Ketika itu, dalam perencanaan penempatan pasukan, muslimah ditempatkan pada tempat yang sesuai dengan fitrahnya, di belakang. Namun, pada saat-saat genting, Rasul tidak melarang muslimah untuk mengambil peran-peran penting, bahkan meski itu mengambil tempatnya para sahabat. Contoh, Nasibah Al- Mazniyyah, Srikandi Perang Uhud. Di saat genting, Umar, dan bahkan Abu Bakar mundur ketika mendengar kabar Rasulullah telah wafat. Mereka tidak punya semangat lagi untuk berjihad, karena mereka menyangka, siapa lagi yang mau dibela? Tapi ternyata saat itu Rasul pingsan. Saat tersadar, beliau tidak melihat kehadiran orang lain kecuali Nasibah yang sedang berjuang melindungi beliau. Kemudian Rasulullah mempersilakannya meminta kepadanya, “Ya Nasibah, salmi, salmi” (mintalah, mintalah). Kemudian Nasibah meminta “Ya Allah jadikanlah aku sebagai temanmu di surga”. Rasullah pun memohon kepada Allah “Ya Allah jadikanlah Nasibah ini menjadi temanku di surga.”

Nasibah berperan langsung, bahkan dalam perang fisik. Pada mulanya ia memegang dua pedang. Tapi, setelah ia kehilangan sebelah tangannya, ia memberikan salah satu pedangnya kepada anaknya. Dalam peperangan itu, Nasibah kehilangan suami, anak, dan sebagian anggota badannya. Dalam kondisi genting seperti itu, Rasulullah tidak mengatakan “Nasibah, sedang apa kamu di sini??” Tidak. Jadi, meski sebelumnya ia berada di deretan pasukan belakang, saat itu Nasibah berperan sebagai pendamping rasul karena tidak ada yang melakukannya. Subhanallah... semoga kita diberi kekuatan untuk selalu meningkatkan kualitas diri agar bisa ikut berkontribusi membangun bangsa. Dimulai dari diri sendiri - keluarga - masyarakat - bangsa - Islam united :DDDD
____________
Inspiring...
Bandung [Senin, 10 September 2012]

Tuesday, September 25, 2012

Happy Weeding Honey :DD Barakallah !

Tak terasa, it has been a week I lived in my new hometown. It was quite amazing... Cold and doesn’t noisy enough even its place is near from center of the city. Sudah sejak lama aku ingin mengenal kota ini lebih dekat. Pengembaraan seorang city planner untuk mengenal administrasi dan karakteristik kota-kota Indonesia. Ingin rasanya bisa mengunjungi dan mengenal mereka lebih jauuuh. Semoga diberi kesempatan... Aamiin.

Seminggu sudah aku menjalankan tugas sebagai city  planner di sebuah perusahaan swasta. It was quite enjoyable, many important things I have got. Seminggu sudah aku bertugas dan weekend datang menyapa. Ternyata aku tak bisa menghabiskan weekend pertamaku di sini, aku harus pulang ke Pemalang untuk berpamitan dengan Abah. Ketika transfer tempat tinggal, aku belum sempat bertemu Abah karena beliau bertugas di Solo selama setengah bulan. Selain itu another aim is there is weedings party that should be attended. My best friends weedings party. Sahabat sebangku selama 3 tahun di SMA. Honey... Metti Lesta Septiani.

“Happy weeding honey :DD nice to hear you to be a “bride”. Finally you found your “groom” :DD may Allah bless your little family. May Allah guide you always in every part of your life... aamiin. Make Him pleased with your new characters honey, as wife, soon as mum and as part of your community. Now, you are esier to reach Jannah for further... :DDD” (sincerely your best friend, 14 September 2012)

Untuk perjalanan pulang, aku lebih prefer  dengan perjalanan malam walaupun resiko yang harus ditanggung cukup besar. Tanpa mahram. Beruntung jadwal keberangkatan bisa menyampaikanku di waktu pagi. Sepanjang perjalanan Mamah dan Abah selalu menghubungiku. Maklum saja karena anak perempuan mereka harus melewati perjalanan jauh sendirian. Aku menyadari kekhawatiran mereka. Tetapi tidak ada pilihan lain, kondisi membuatku harus pergi sendiri.

Sabtu siang menjelang dzuhur aku dan teman-teman menuju lokasi pesta pernikahan. Berasa reunian, “reuniannya kalo ada yang nikah aja” celetuk seorang teman saat bercengkrama dalam perjalanan. “hahaha of course, ‘cause we are going to be adult honey :D nowtime we have our own way”. “and who is next?” tanya yang lain. “just wait...” then we laughed together. Dengan kondisi badan yang sangat capek aku harus mendatangi weedings party sahabatku. Memenuhi undangan adalah hal yang di anjurkan bukan, sejauh apapun, selagi mampu dan memungkinkan untuk datang :DDD

Menjelang ashar aku pulang ke rumah, sekitar 2 jam dari pusat kota Pemalang. Dan malam minggu kuhabiskan waktuku untuk bercengkrama, berdiskusi, masak bersama dan makan bersama dengan Mamah dan Abah. Just three of us. Ah rindu sekali. I always miss this moment, much... very much... Andai aku bisa pulang setiap waktu. It will be the best thing I ever got. But having them is quite enough for me. Alhamdulillah 

Malam senin aku bersiap untuk berangkat, kembali menjalankan tugas. Oh nikmatnya capek ini... Masya Allah. Semoga saja perjalanan ini membawa berkah. Aamiin.
____________________________________
Bandung, Senin 23 September 2012
[17.08-17.27] 

Monday, July 30, 2012

Moeslimah Only, Journey to The Blest Way

I would give up everything 
Before Id separate myself from You (died) 
After so much suffering 
Ive finally found unvarnished truth
I was all by myself for the longest time 
So cold inside 
And the hurt from the heart
It would not subside 
I felt like dying 
Until You saved my life 

Thank God I found You 
Im lost without You 
My every wish and every dream 
Somehow became reality 
When You brought the sunlight 
Completed my whole life 
Im overwhelmed with gratitude 
Thank God I Found You by Mariah Carey

I like part of lyrics from this song. When I heard this song, its lyric makes me remember the struggle of myself to find Allah along my life. This song has accompanied me since I found my blest way. While I was looking for the blest way, I was trying hard to learn many things... I tried hard to find the truth, space out my time to learn, and face my inner problems, against myself and obedient my heart ’cause there are oftentimes resistence both of them. Struggle to leave many things and find out what human being. And this struggle will never stop as long as this world-wide keeps standing. 

I remember. One day on November around Mosque I met someone. Her name is Aqila. We were talking for along furthermore. She is open minded and a kindly person even we just knew each other. I felt like I ever seen her before in some place, but I didn’t figure out where it was. I felt that she is my real sister. I named this ukhuwah. Even we didn’t know each other but we felt already closed for along. Someday, she came to my dorm and stayed for a night. We chatted along the night till we discussed about two ayah in Al Qur’an, [Al Ahzab:59] and [An Nur:31]. It is about muslimah attributes. Actually I often hear these ayah and just feel so so. But it was going different at that time. Directly, water grains turned down on my cheek. And finally, I realized my sins for along. I know this is guidance from God... I like the way Allah impressed me. 

But life always hard, wherever we were. Sometimes when we decided something we have to ask our heart, does he ask us to choose or not? And for me “my life is what my heart calls to do.” Anything your heart said is the truth and it comes from God, but anything logic said is nafs, and anything worst said is syetan. These are the principal of muslimah to be hold. If you do, you’ll find your blest way sista... 

Hope to become the truly a perfect one who successfully methamorphosed into the real muslimah. Forswear and regret is renewing our aim to do something to get reward from God. Bismillah.
_______________
Rumah Tarbiyah, Yogyakarta
Monday, July 30 2012 [14:40]

Tuesday, July 10, 2012

Berjuta “HAL” yang Tak Kau Sadari


“Mb Kiki shalat?” suara lembut membangunkanku dari lelap. Kupandang jam digital di handhphoneku, pukul 03.20. Kurenggangkan tangan dan badan. Mencoba menyadarkan diri dari kelelapan, “Ngga dek...” Tertatih aku menuruni tangga, hampir saja terhuyung menabrak pintu. Ternyata kesadaranku belum pulih sepenuhnya. Akupun beranjak membersihkan diri dan membangunan mereka yang masih terlelap dalam mimpi.

Kusiapkan keperluan yang akan kubawa untuk aktifitas hari ini. Sembari menunggu yang lain shalat, kutata ruang kelas kemudian sekilas membaca catatan kecilku. Catatan kecil yang memuat rencana aktifitas dan beberapa hal yang harus kuselesaikan hari ini. Sebuah rencana mini yang semoga saja mengantarkanku pada pencapaian mimpi. Bismillah. 

Jam menunjuk pukul 05.15. Anak-anak sudah menempatkan diri di tempat duduknya masing-masing. Kicauan mereka menghangatkan suasana subuh yang dingin. Tetapi sesaat kemudian berubah menjadi tenang.  Abi datang.

Materi pagi ini, Qawa’id Fiqh. Abi mengajak kami berdiskusi untuk merefresh materi yang telah beliau sampaikan. Beragam pertanyaanpun terlontar. Hingga sampailah pada pembahasan HISAB. 


Sederet kalimat membuatku merenung sejenak, “Bahkan peniti yang kalian milikipun akan dihisab, untuk apa kalian gunakan?” sederet kalimat sederhana namun penuh makna.

Kutengokkan kepalaku kekiri dan kekanan, kulihat sebagian anak-anak bertumbangan “Bangun! Bangun! Ta’awudz! Ta’awudz!” suara Umi mengagetkan. Kemudian beliau berjalan ke depan dan dengan lantang mengatakan, “Majlis taklim itu di penuhi oleh malaikat, mereka berdoa dan bershalawat untuk kita sepanjang majlis taklim berlangsung, mereka telah mendoakan kita, maka sudah selayaknya kita membalasnya denga bersugguh-sungguh belajar.” Senyum hangat tersungging dari bibir Umi, “untuk masalah tugas, ujian, kuliah, kita mudah sekali meminta izin tanpa mempertimbangkan konsekuensi ketertinggalan. Lalu bagaimana dengan Fiqh. Akhlaq. Aqidah... dan Alqur’an?? Mana porsi untuk belajar mencintai Allah lebih dalam? Dunia itu hanya tempat bersinggah anak-anakku” wajah Umi memerah, dan tiba-tiba butiran bening mengalir dari mata beliau. Serentak kami terdiam. Tetesan-tetesan air mata tiba-tiba berjatuhan dan mengharubirukan suasana pagi itu. Betapa nistanya kami.

“Taukah kalian? Satu peniti yang kita milikipun akan di hisab. Coba beritahu Umi, berapa banyak peniti cantik yang kalian punya. Untuk apa kalian gunakan? Untuk menarik perhatian? Berapa banyak baju yang kalian punya. Berapa banyak barang yang kalian punya... Semakin banyak barang dan harta yang kalian miliki, maka semakin banyak pula tanggungjawab yang akan diminta”

Apa saja yang kumiliki? Apa saja yang kusimpan dalam lemari dan rumahku? Untuk apa mereka aku gunakan. Sungguh para sahabat memanfaatkan kekayaan mereka untuk berjihad di jalan Allah, tidak hanya harta, bahkan jiwa. Lalu kita?? Lihatlah Abu Bakar, bahkan beliau tidak menyisakan harta sedikitpun untuk istri ataupun anak-anaknya ketika beliau meninggal, “cukuplah Al-qur’an dan Sunnah yang kutinggalkan untuk mereka”. Maha Besar Allah yang membuat hati para sahabat begitu cinta Kepada-Nya dan Rasul-Nya. Semoga kita di anugerahi perasaan itu... Amin.
_____________________
Rumah tarbiyah, Yogyakarta
Rabu, 11 Juli 2012 [12:55]


Tuesday, June 12, 2012

Birul Walidain

Dua bulan sudah aku tak melihat wajah Mamah dan Abah, rasanya rindu... Rindu melihat senyum kasih sayang mereka. Tulang punggung ini akan menegak dengan sendirinya, otak ini akan terpicu untuk memunculkan ide-ide kreatif dengan begitu cepatnya, senyum ini akan mengembang semaksimal bibir ini bisa melebarkannya, dorongan semangat ini akan muncul tanpa di minta, dan perasaan untuk terus berjuang ini akan memuncak seketika, ketika melihat senyum kasih sayang mereka. Kini, waktu untuk pulang menjadi amat sangat berarti. Kini, saat-saat bersama keluarga menjadi ladang pahala yang tiada terganti. 

Bulan lalu Umi tidak mengizinkanku pulang. Setiap kali aku menyampaikan keinginanku, Umi selalu mengatakan “jika ingin pulang hanya sekedar untuk melepas kangen, tidak perlu” jawab beliau tegas. Saklek, keras, tegas tapi mendidik itulah beliau. Beliau adalah guru yang tidak ada duanya. Ilmunya begitu dalam dan perjuangannya dalam mendidik anak-anak begitu keras namun penuh kasih sayang. Demi mensyi’arkan Islam, mempertahankan sekaligus mencetak generasi-generasi rabbani.

(tersenyum) aku menyadari, inilah jawaban do’a yang selama ini kuminta. Ahirnya aku dipertemukan juga dengan guru seperti beliau. Mendapat didikan dari sosok yang tegas dan keras adalah keinginan yang sudah sejak lama terpendam. Selama ini aku hidup dalam keluarga yang hangat dan penuh kelemah lembutan. Mamah adalah stereotype ibu yang sangat penyayang dan sabar, sedang Abah adalah sosok yang bijaksana, tegas namun penuh kasih sayang. Tak pernah kudengar Mamah dan Abah berteriak lantang, tak pernah kudengar mereka memarahiku. 
***
Pemandangan hijau sejauh mata memandang terus bergerak mengiringi perjalanan bus yang kutumpangi. Indah. Semakin rindu akan suasana kampung halaman yang asri dan menyejukkan. Ahirnya Umi mengizinkanku pulang. Beliau pasti menyadari rindunya aku pada kedua orangtuaku.

Di ahir perjalanan, kutatap langit yang mulai menggelap. Kulihat sekelebat cahaya terpancar di atas sana, tapi tak ada suara gemuruh yang mengikutinya. Layaknya hatiku yang sering kali berbisik dengan sangat cepat, tetapi mulut terkadang tidak bisa mengungkapkannya seutuh hati berbicara, bahkan terkadang tak terucap sama sekali. 
***
3 malam di rumah, benar-benar kumaksimalkan. Karena tak tau lagi kapan aku bisa memberikan pelayanan terbaik pada kedua orangtuaku. Selagi raga ini masih kuat, selagi orangtuaku masih bisa kutatap, selagi Allah belum memisahkan kami dan memanggil salah satu dari kami untuk pulang ke rumah-Nya, tentu saja raga ini harus berusaha semaksimalnya. Kawan, beberapa waktu lalu seorang teman berkisah tentang sahabatnya yang belum bisa memenuhi permintaan ibunya hingga ibunya meninggal, padahal permintaan itu adalah permintaan yang sangat sepele dan sangat mudah dilakukan, tetapi dia selalu menundanya karena menurutnya permintaan tersebut begitu mudah dikabulkan. Tetapi apa daya, ternyata Allah sudah terlebih dahulu memanggil ibunya. Hingga ahirnya sang anak amat sangat menyesalinya, tapi tangisnya sudah tak berguna, dan beliaupun berpesan: selagi orangtua masih ada, jagalah mereka, rawatlah mereka, layanilah mereka dengan pelayanan yang terbaik, berbicaralah sepelan dan selembut yang kamu bisa. Seperti kisah sahabat, beliau ketika berbicara kepada ibunya begitu lembut dan pelan, hingga orang-orang mengira beliau sakit. Padahal itu adalah bentuk kehati-hatian sikap beliau karena beliau begitu takut perkataannya akan menyakiti ibunya. Subhanallah...

Sehari menjelang keberangkatan, Abah kontrol karena beliau merasa tidak enak badan. Ingin sekali selalu berada di dekat mereka, merawat mereka, melayani mereka, tapi apa daya, masih banyak tanggung jawab diluar sana yang harus diselesaikan. Sampai hari itu tiba, aku berat untuk mengatakan bahwa aku harus berangkat. Abah memintaku untuk menunda, dan permintaan Abah tak bisa kutolak, antara sedih dan bimbang. Sedih karena tak tega meninggalkan Abah, bimbang karena batas perizinanku sudah habis. “keep stay...” batinku mengatakan. Umi pasti memahami keadaanku. Bahagia sekali berada disamping mereka, bercanda tawa sembari makan bersama, saat-saat yang kini sudah sangat sulit kutemui.
***
“selamat bertholabul ilmi, semoga Allah melindungimu, dimudahkan, dilancarkan, manfaat dan diberi kesuksesan dunia ahirat” kubaca pesan singkat dari Abah lalu kupalingkan wajahku keluar, kupandangi hijaunya pemandangan yang berjalan mengiringi keberangkatanku, kulebarkan senyumku dan kukatakan pada diriku “selamat mengejar kesuksesan! Bersihkan dia dari niat-niat keduniaan! Bismillah”
***
Kawan, dunia adalah ladang pahala, tempatmu bercocok tanam. Yakinlah akan hari kebangkitan itu, maka semangatmu untuk meraih pahala dan berinvestasi untuk ahirat tidak akan menjadi sesuatu yang berat untuk dikejar \(^_^)/ Allah selalu bersama kita.
______________________
Rumah tarbiyah, Yogyakarta
Selasa, 12 Juni 2012
Semangat mengabdi...!

Saturday, June 2, 2012

Unleash Your Potential !

Assalamu’alaykum, Gals... How are you today? may Allah keeps you in every part of your life. Amiiin. Here, I wanna share about my experience during my outing with LIA ( ^.^)(^.^ )

Last two weeks I went to Sadranan Beach, the place is near from Sundak Beach and quite far from downtown of Jogja. Needs about 3 hours to reach that place. Every year LIA has an outing activity to make its students more closer. All of students
will unleash their abilities and take it all out by performance. And this year LIA had gather their students of OYEP LIA – One Year English Program –  by trip to the beach. My class is April Morning-A and there were three other classes which join this moment, April Evening-A, October Morning-B and October Evening-B.

Two weeks toward the moment, my class had not plan yet. How pitty !, it was cause by our time that didn’t match at all. And the other problem was we still discussed about “what would we wear to do the performance?” until a week toward the moment. Finally, one of us – Eggie – fill out her idea about what would we do to perform. To unleash our skills, we planned to perform our togetherness during the class. Actually we just together for about a month. Yes. Actually our class just began last month on April, but our togetherness was really fast sprout up.

One week approaced the moment, we took many pictures in many different places to get a good sketch. Those pictures used to show our performances theme. We invited our beloved teachers to take a picture with slank poses. hhh. It was very funny. It showed our real togetherness, just like friends. We also made some poems in english, and every of us had make a poem to do the perform and read it. And during our performance, our pictures and some songs would play on the back. 


Until that day came... Then we gathered in LIA and went to Sadranan beach by two busses. We enjoyed the trip. We went at 14.00 and arrived there at around 16.00. Took a rest and directly played games on the beach. You know..... The beach is really really beautiful. With the clean sky, white sands, beautiful waves scroll and blue sea. Actually I never come to Sadranan Beach, so it was really amazing for me. With soft fair wind of bellows. It was amazing places I ever seen.      

The game was really fun. There were 8 group includes 5-7 persons. We made a line, the lower line is close by the water of the sea and the other point is on the upper line. What should we do is... Fill out the bottle on the upper line by water, and  the water will take by towel. The towel would soak by water from beach on the lower line. This game will show how smart and how good the cooperation between the member of the group. The key is not in how fast we bring the water by towel arrived into the bottle, but the key is on how to bring the water keep stay in the towel until arrived into the bottle that should through on a long line and how we put it as much as into the bottle. Whose fill out the bottle first would become the winner. Unhappily, my group failed. Actually we became the second winner, but there just provided for one winner. But it doesn’t matter. It was just for having fun. And we got that feel. Then, we ended the game with looked the sunset to its place. Looked around the beautiful scenery on the beach until the day getting dark.

At night, we showed the perform. Our permomance was very great. Great job ! But there was one class who had a good performance. They did it all out. They made a movie, the movie was about their activity during their study in LIA, and its package in a good movie. At that time, all of the participant were very curious about the winner, there were two candidate. And as I thought, they became the winner. But I didn’t disspoint even my group became the second winner. It is OK. It was quite good that we bore down the other classes. After the performance, we came back to our tent which stand on the sands near from the beach. Just like camping. And in the middle of the night, we looked beautiful milky way and sound a slept on the sands. How beautiful the sky at that night... Allahuakbar.
________________________________
“Learn more than english”
 
We share bout experiences
We learn each other, together, we learn

Not just bout english, but more than that
More than our imagine...
There are many kinds of us that make our class always lively
There is the cheers one, There is the noisy one
There is the quite one, There is the bossy one
We are different, But we are one

We learn, what togetherness is...

____________________________________
Inspiring Room, Yogyakarta
Sabtu, 2 June 2012 [23:08]
Memorable experience

Tuesday, May 29, 2012

New Home, New Life

Assalamu’alaykum... Hi sista, here I come back...

Recently, I’m very busy and haven’t much time to write. But having an extraordinary times every day doesn’t make me lost the feeling to write. Write is enjoyable activity for me, even it just write about something that doesnt important, I just wanna express my feeling. I miss it so much... Yes. Two months left without writing makes me feel as same as I lost something in mine. So, I owe myself to fill out my story book with many beautiful stories which hidden in my mind during my blank times without writing. Arranging stories that havent writen yet.

Ok then ! Let’s surf the first story :P 

Since graduated from college, I began to continue my study in LIA, improved my english skills. It sounds irresponsible may be, hhh, many people out there asked me, why didn’t you looking for a job? or married? or continue your study realated your majors as you want to? Many questions fusillade me, and of course I should carry out those questions. Yes. Actually I wanna work, I wanna fulfill my own finance and become an independently. I wanna keep learn. And of course I am going to married. But I felt there is something missing in mine, and this reason makes me chose this way. Yes. I need more knowledge about the basic of world-wide science which will keeps me to be grateful one. Move onto the right line. It was quite difficult. But I tried and tried. Moved and moved. And keep struggling it.

Last month I moved into Islamic Boarding House which I want to enter to in for a long time. Alhamdulillah. Again, one of my resolutions this year have reached. Allah always impressed me with His gives that I never thought. Alhamdulillah. Thank God. Actually, this Boarding House has closed last half of year, and it just opens every 2 years with many steps and stricts selection. But Allah gives me chance to enter to in by this condition. May Allah keeps me up in this path... Without apprehensive about future and life. Cause we know its path has writen. We know ”Pen has raisen, and ink has dried”.

Here in my new home. I met new people, new weather, new habits, and new knowledge. It was very enjoyable. Yes. I felt the beauty of life. Here. We love each other cause of God. No matter how difficult walk on this path. No matter how heavy the responsibilty. No matter how hard we should learn. We tried to keep stand in this line. Insyallah.

Come on gals, there is no reason to relax in a long hour, there is no reason to think about stop to learn, there is no time to play something not sense. Keep move ! race your direction ! compete your dream ! we should know about the basic and the most important of world-wide science to bring up our children to be Generasi Rabbani. 

Keep move gals ! Allah was always herewith us  
____________
Rumah Tarbiyah, Yogyakarta
Selasa, 29 Mei 2012 [20:32]

Wednesday, March 14, 2012

Runtuhlah Kau Kapitalisme

Kapitalisme ! selalu menggunakan slogan kemajuan, pertumbuhan, kemakmuran dan kebebasan untuk mendemonstrasikan sistemnya dalam kehidupan. Tapi kini kapitalisme sudah memperlihatkan wajah aslinya. Ya. Dia terlihat lebih identik dengan krisis, ketamakan, korupsi dan penjajahan. 

Dalam sistem kapitalis, krisis menjadi siklus yang selalu berulang. Tahun 1998, krisis ekonomi melanda Asia, dan berubah menjadi krisis multidimensi di indonesia. Tahun 2004, Amerika terjerat krisis ekonomi, lalu tahun 2011 Eropa terjerat krisis hutang. Tentu saja hal ini menjadi bukti konkrit kebrobrokan sistem kapitalis. Struktur masyarakat dalam sistem kapitalis sendiri tersegmentasi ke dalam 3 tingkatan, yaitu :
  1. Masyarakat kaya
  2. Masyarakat kalangan menengah
  3. Masyarakat miskin
Dalam sistem kapitalis, masyarakat kaya menempati posisi teratas. Ibarat piramid, mereka adalah puncaknya. Kenapa masyarakat pada tingkatan ini bisa menjadi kaya, bahkan super kaya hingga memiliki hampir sekian persen kekayaan masyarakat dunia? Ada 3 alasan utama yang bisa menjawab pertanyaan ini,
  1. Dikarenakan masyarakat kaya menguasai sumber daya alam, sektor publik dan media mainstream. Kita tahu bahwa kebebasan individu merupakan hal yang sangat di agungkan oleh kaum kapitalis.  Salah satu di antaranya adalah kebebasan memiliki harta ! dalam sistem kapitalis, kelompok kaya tidak memperdulikan seberapa banyak harta yang mereka miliki ataupun bagaimana cara mendapatkannya. Bahkan tidak sedikit yang menghalalkan berbagai cara. Dan yang mereka kuasai bukan lagi barang yang memiliki nilai kecil di masyarakat, tetapi justru yang memiliki valuasi tinggi dalam ranah dunia. Barang tambang, minyak, energi, hutan dan sebagainya.
  2. Dalam dunia kapitalisme, uang menjadi komoditas ribawi yang tidak terelakkan. Tidak lagi pandang halal maupun haram. Bunga tersebar dimana-mana, bahkan menjadi hal yang memiliki permisifitas tinggi. Para pemodal bisa dengan mudah merealisasikan apa yang menjadi keinginannya hanya dengan mengeluarkan secuil kantong uang dari kekayaan mereka.
  3. Kaum kapitalis menggunakan metode penjajahan yang dikangkangi oleh negara barat baik secara politis, ekonomi, budaya bahkan militer.
Sumber daya alam dan sektor publik yang sebagain besar dikuasai oleh kaum kapitalis, menyebabkan negara tidak bisa menyelesaikan permasalahan kemiskinan. Lucunya, untuk menyelesaikannya, pemerintah memunculkan ide pembayaran pajak bagi orang-orang kaya. Pemenuhan kebutuhan negara yang terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya jumlah penduduk dan semakin bertumbuhnya pembangunan, menyebabkan kewajiban pembayaran pajak diberlakukan pada seluruh kalangan masyarakat. Tambah rempong saja. Barang publik sudah selayaknya menjadi hak masyarakat. Tapi apa daya, pemerintah justru membebani mereka. Parahnya, porsi terbesar hasil pembayaran pajak tidak dikembalikan kepada masyarakat. Tapi justru dibelanjakan kepada kaum kaya. Membuat orang kaya tambah jaya. Bahkan tidak sedikit yang melakukan tindak KKN dengan nilai yang tidak main-main. Lucu sekali cara befikir pemerintah kita. Mungkin karena permasalahan negara yang terlalu kompleks juga jadi mereka cenderung untuk tidak mau berinfestasi. They do not dare to change ! Memberdayakan masyarakatnya sendiri, dan menghargai produk-produk lokal dan kaum intelektual yang sebenarnya potensial untuk dikembangkan. Untuk apa mengurusi negara lain (terutama barat), masalah internal saja masih belepotan. Lagi pula jika kita mengambil porsi kerjasama dengan pihak luar mau bilateral maupun internasional ujung-ujungnya juga kerjasama yang merugikan negara walaupun berkedok memberikan keuntungan.
    Kapitalisme memiliki akidah yang sangat jauh melenceng dari Islam. Sistem ini hanya mendasarkan perbuatan pada asas manfaat. Bahwa sesuatu dikatakan baik ketika perbuatan tersebut memberikan manfaat. Sementara islam menstandarkan perbuatan pada hukum halal dan haram. Semoga Allah selekasnya mengibarkan bendera Islam. Agar kita bisa kembali merepresentasikan substansi dari Al-qur’an dan Hadist dalam kehidupan.Amin.

    “Kamu sekalian adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan di tengah-tengah manusia, menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah….” (QS Ali Imran : 110)

    Bukankah ini pujian dari Allah untuk kita [Kaum Muslim]? Ayat ini bukan ayat sanjungan biasa. Ini adalah ayat motivasi, yang seharusnya mendidihkan semangat orang yang membacanya. Bahwa ”Kamu adalah umat terbaik!”
     _________________
    Inspiring Room
    Rabu, 14 Maret 2012 [21:58]
    Inspiration : Felix Xiauw

    Monday, March 12, 2012

    Dan Merekapun Datang Silih Berganti......

    Finally... They have gone ! Sedih pasti... Tapi ini adalah takdir... Apapun di dunia ini di ciptakan oleh Allah berpasangan. Begitupula dengan kebersamaan... Ketika ada pertemuan, ada perpisahan yang membersamainya. Ketika ada kebahagiaan, ada kesedihan yang membersamainya. Ya. Allah telah menciptakan semuanya dengan begitu sempurna.

    Rasanya begitu bahagia ketika sudah menyelesaikan studi, bukan masalah gelar, tapi masalah peraihan masa depan yang lebih matang. Keberhasilan dalam melewati proses studi yang penuh perjuangan ! Senaaaaaang rasanya ketika sudah di wisuda, memakai toga, puas ......! lepas ......! saatnya melanjutkan perjuangan selanjutnya. Mengejar masa depan. Facing the real struggle. Masa penentuan keputusan-keputusan penting yang tidak lagi main-main.

    Sedih. Itulah perasaan yang sedang kurasakan ketika aku menulis ini. Teman seperjuanganku, satu persatu pergi, mengejar mimpi mereka masing-masing. Meraih masa depan. Beranjak untuk menjalani kehidupan mereka yang lebih matang. Begitupun denganku.

    Ini adalah keniscayaan. Semua yang terjadi pada kita bukanlah kebetulan. Tetapi takdir... Orang-orang yang singgah dalam detik-detik kehidupan kita, semuanya... telah di tetapkan. Mereka datang silih berganti. Satu pergi yang lain datang. Bergantian menemani perjalanan hidup kita. Ketika kita di pertemukan dengan seseorang, Allah menyuruh kita untuk mengambil hikmah kebersamaan darinya. Bukan masalah simbiosis mutualisme yang mendasarkan pada kesenangan duniawi semata. Tapi masalah bagaimana menjalin ukhuwah agar tetap bisa saling memperingatkan dalam hal kebaikan. Meraih visi yang sama untuk melanjutkan kehidupan Islam. Ya. Dan itu cukup berat. Kuakui...

    *****
    Satu lagi... Satu temanku pergi. Teman seperjuangan yang selalu membersamaiku. Yang telah lama menemaniku menghadapi lika-liku kehidupan di kota perjuangan. Waktunya telah datang. Waktu bagi dia untuk pergi dari persinggahannya di rumah kehidupanku... Pergi untuk mengejar mimpi masa depan. Antara sedih dan bahagia. Bahagia karena dia berhasil meraih apa yang selama ini dia impikan. Dan sedih, karena ahirnya harus berpisah. Rasanya tak tega melihatnya pergi. Dan akupun memilih untuk diam.

    Selamat jalan. Selamat meraih masa depan. Semoga Allah selalu melindungi... Raga kita mungkin tak lagi bersua, tapi semoga saja jiwa kita masih tetap bisa saling bertatap muka... Untuk tetap saling mengingatkan agar tetap istiqomah di jalanNya. Salam sukses... ! Jaga hati, jaga iman, semoga Allah selalu membersamai, Amin.

    Untuk kalian... yang kucintai karena Allah...
    __________
    Inspiring Room
    Yogyakarta, 12 Maret 2012

    Wednesday, February 29, 2012

    Kontemplasi Diri

    Ibarat besi, jika aku bisa ditempa menjadi sebilah samurai mengapa aku memilih untuk menjadi sebuah pisau dapur? Setiap orang memiliki kemampuan dan kelebihan masing-masing yang telah di berikan Allah. Jadilah sebaik-baik engkau bisa menjadi dirimu sendiri dan mintalah kepada Allah agar Ia senantiasa membimbing mu.

    Renungan malam, sebaris kalimat bijaksana seorang sahabat : ) 
    ________
    Inspiring Room
    Rabu, 29 Februari 2012

    Tuesday, January 24, 2012

    Keep Your Faith !

    I can almost see it
    That dream I am dreaming 
    But there is a voice inside my head saying 
    “You’ll never reach it
    Every step I’m taking
    Every move I make feels  
    Lost with no direction
    My faith is shaking
    But I gotta keep trying 
    Gotta keep my head held high
    There’s always gonna be another mountain
    I’m always gonna wanna make it move 
    Always gonna be an uphill battle 
    Sometimes I’m gonna have to lose
    Ain’t about how fast I get there 
    Ain’t about what’s waiting on the other side 
    It’s the climb...
    The struggles I’m facing 
    The chances I’m taking 
    Sometimes might knock me down 
    But no, I’m not breaking
    I may not know it 
    But these are the moments that 
    I’m gonna remember most
    Just gotta keep going
    And I, I got to be strong 
    Just keep pushing on
    ‘Cause there’s always gonna be another mountain 
    I’m always gonna wanna make it move 
    Always gonna be an uphill battle
    Sometimes I’m gonna have to lose
    Ain’t about how fast I get there 
    Ain’t about what’s waiting on the other side 
    It’s the climb...
    Keep on moving, keep climbing 
    Keep the faith, it’s all about the climb 
    Keep the faith, keep your faith ! 
     _________________________
    By : Miley Cyrus It’s a Climb
    Inspiring Room, 24 January 2012
    Keep you faith ! Reach your dreams !
    Allah was always be there...