Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Tuesday, June 21, 2011

Extraordinary Day

Jam menunjuk pukul 04.00

Serasa ada yang membangunkan. Akupun membuka mataku perlahan, berusaha mengumpulkan nyawa. Mengumpulkan kembali tenaga untuk menegakkan raga yang baru saja mati suri. Kulangkahkan kaki mungilku keluarga untuk segarkan wajah di kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarku. Kutengokkan kepala ke kiri dan ke kanan, sunyi... belum ada pintu kamar yang terbuka... hanya saja sebagian lampu kamar menyala, menunjukkan sang penghuni yang sudah terjaga. Udara pagi begitu menyegarkan, ku hirup dalam-dalam sembari merefleksikan saraf-saraf kaku di tubuhku.

Sayup-sayup kudengar adzan berkumandang, menandakan waktu shalat shubuh telah tiba dan fajar telah berlalu.  Kubuka lembaran suci Al Qur’an, ku coba pahami maknanya, dan energi spiritualpun terisi untuk bekal menjalani hari ini.

Semangat pagi kubuka dengan mengecek facebook :| home dan ku lihat status seorang teman ...Sudah selayakny kita berucap syukur yang tiada terkira. Karena mungkin saudara-saudara kita yang lain kurang bisa merasakan kenikmatan ini... 2 hal yg harus senantiasa mengisi hari-hari kita: SYUKUR dan SABAR! selamat menikmati detik-detik yang ajaib, yang akan menuntun kita ke arah mata angin bahagia... sekilas aku melihatnya... dan akupun mendapatkan sebuah pelajaran berharga, bahwa syukur dan sabar adalah dua kata kunci yang harus kita pegang dalam menjalani hari, ya ! kata bijaknya telah men-charge jiwaku. Jzkillah 

Bermain dengan kata memang begitu menyenangkan. Bisa saja sebuah kata merubah dunia seseorang, entah itu manuju kebaikan ataupun sebaliknya, tergantung bagaimana cara dia memandang.

Jam menunjuk pukul 07.00

Aku bergegas menuruni tangga kost-kostan, memanaskan jupiter biruku, dan melaju ke arah Mardliyah. Ku isi hari pagiku dengan mengucapkan syukur pertamaku ketika sampai di majlis ilmu. Alhamdulillah... satu setengah jam duduk di karpet hijau itu begitu menenangkan, yah ! inilah ciri orang pleghmatis... menyukai kedamaian, tetapi keras jika kedamaian itu di pantang :| satu point paling penting yang ku tangkap dari ceramah yang di isi oleh Ustadzah Nunung adalah, bahwa ketika kita hamil, loh ? ini pembelajaran kawan :| jagalah hati... Didiklah anak sejak masih di dalam kandungan, ajari dia berpuasa, ajari dia baca Al Qur’an, ajari dia bersedekah, ajari dia beramal, lembutkan hatinya dengan memandang mereka yang kekurangan, berilah dia sentuhan do’a... insya Allah, kelak dia akan keluar ke dunia dengan dasar dan prinsip kehidupan sesuai yang kita tanamkan.

Jam menunjuk pukul 08.30

Akupun bergegas keluar, tiba-tiba tangan nakal mencolekku dari belakang, assalamu’alaikum mba kiki. Senyum sumringah itu sepertinya aku kenal, Nini... dia adalah teman yang sering kutemui di majlis ini. Kamipun melepas rindu setelah dua hari tak bertemu, bercerita kesana kemari, Nini adalah mahasiswa UNY jurusan Ilmu Komunikasi, dia sangat aktif di berbagai organisasi, banyak kegiatan-kegiatan yang dia ikuti. Ya ! dia memang ‘hiperaktif’ untuk urusan kepanitiaan. Dalam acara apapun sering sekali aku menemuinya ikut berperan. Kamipun bercerita panjang lebar tentang “dagang”, sebuah usaha yang sedang coba aku dalami. Banyak hal yang dia ajarkan, dan akupun mengucap syukur untuk keduakalinya, akupun memujinya... “sepertinya aku memang ditakdirkan untuk ketemu sama kamu dek” ya ! Allah selalu memberi aku peluang ketika aku menginginkan sesuatu, semoga saja menjadi kemudahan jalan untuk mencapainya, amin.

Jam menunjuk pukul 09.30

NF (Nurul Fikri) adalah tujuan perjalananku berikutnya, kerinduanku akan anak-anak kuusahakan dengan mendaftarkan diri sebagai pengajar. Tak peduli seberapa banyak waktu yang kubuang untuk mendidik mereka, tapi aku begitu bahagia ketika dipertemukan dengan wajah-wajah itu, entah kenapa, muncul semangat ketika melihat kepolosan mereka yang lucu. Akupun masuk ke sebuah ruangan, kulihat ada seorang lelaki tengah baya duduk, sekilas beliau memandangku ketika aku datang “silahkan...” dialah Pak Shiddiq. Beberapa waktu berdiskusi, kemudian kehangatan suasanapun mulai tertampakkan, “nanti kami kabari untuk tes tahap selanjutnya” ucap Pak Shiddiq padaku di ahir percakapan.

Perjalanan kulanjutkan ke perpus pusat, hmm merefreshkan diri dengan penelitian yang entah kenapa seminggu ini semangatku untuk menyentuhnya saja tidak ada. Kupaksakan diri sms ke dosen pembimbingku, dan... “nanti jam 3 an ya” balas beliau. Owh... bagaimana ini, aku belum mempersiapkan draftku ! sms sendiri kelabakan sendiri :| akupun tersenyum menang. Ternyata dengan pemaksaan ini justru mengisi semangatku untuk menyentuh kembali penelitianku. Aku pulang, shalat dzuhur dan menyiapkan draft yang akan aku serahkan. Tapi... Zzzz... aku ketiduran...

Jam menunjuk pukul 14.30

Kusiapkan diri untuk bertemu dosen pembimbingku, bismillah.... kutunggu dengan setia beliau di kursi kusam. “mari...” lelaki muda itupun menyapa. Alhamdulillah, draft yang harusnya kuserahkan seminggu lalu ahirnya di kritik ! ya, dari sinilah aku belajar, untuk membuat penelitian yang berkualitas pure hasil ‘Kiki’ sendiri ! ragu kutanyakan pada beliau “bagaimana hasil penelitiannya pak, apakah menurut bapak hasil penelitian saya cukup berharga?” beliaupun menjawab “hasilnya sangat berharga untuk bidang perencanaan, hanya saja kamu perlu memperbaiki sedikit subsatansi teks yang kamu susun terutama untuk pembahasan, usahakan agar orang lain memahami apa yang kamu maksudkan” alhamdulillah... pertemuanpun berahir dengan berbincang sembari berjalan di sepanjang koridor kampus ‘perjuangan’. Terimaksih Pak Wid...

Jam menunjuk pukul 16.00

Melanjutkan perjalanan ke Maskam UGM, shalat ashar... kemudian kulangkahkan kaki kecilku ke halaman depan, ikut bergabung dengan kumpulan pemuda pemudi yang sedang mendengarkan untaian ceramah Ust Salim A.Fillah. Bagaimana agar kita menjadi ikhsan, merasakan kehadiran Allah di setiap ibadah yang kita lakukan ? berusahalah untuk mendekatkan diri, maka Allah akan berikan furqan... memberikan ilham kepada hati kita untuk mersakan kehadiran Allah dan Jibril ketika beribadah. Bagaimana agar kita ikhsan kepada orang tua ? peganglah amanah yang telah mereka serahkan dan berbaktilah kepada mereka. Sebentar duduk di sana serasa begitu menyenangkan (pleghmatis kind of person !) Ust Salim mengatakan bahwa ada beberapa bentuk berbakti kepada orangtua, di antaranya adalah :

1.     Rendahkanlah diri kalian dihadapan mereka
2.     Berlemahlembutlah kepada mereka dalam berucap dan bersikap
3.   Janganlah katakan kepada mereka kalimat ukhfin (hardikan) seperti ah! dan kata-kata yang menghentak. Termasuk hardikan dengan menggunakan mata, isyarat, rona wajah dan ancaman
4.  Jangan mengatakan kepada mereka khaulan balighah (kalimat yang jelek) tetapi ucapkanlah khaulan kalimah (kalimat yang baik)

Lalu bagaimana cara kita memberitahukan kesalahan orangtua tanpa mereka merasa kita gurui ? ajari dengan secara tidak langsung. Jangan menggunakan kata-kata yang membuat orang langsung membuat marah, kecewa dan merasa digurui ! Ust Salim mengisahkan dua orang anak yang hendak berwudlu di masjid. Di tempat wudlu, mereka bertemu dengan seorang kakek tua yang salah cara berwudlunya. Lalu mereka berfikir, bagaimana cara memberitahu tanpa menyinggung sang kakek. Apalagi mereka hanya anak kecil. Lalu salah satu dari mereka bertanya kepada kakek “kek, kami berdua bersalah paham tentang cara wudlu, tolong kakek beri penilaian mana yang benar wudlunya...” ucap sang anak. Lalu mereka berdua berwudlu dengan cara yang berbeda tetapi sama-sama sempurna. Kemudian apa jawab kakek “cara berwudlu kalian benar semua, justru kakek yang salah”. Ya ! begitulah, kisah yang benar-benar mengispirasi. Kupandang ke sekelilingku, senang sekali memandang wajah teman-temanku di sini... Di ahir majlis akupun megucap syukur untuk keiga kalinya, ada seorang akhwat yang wajahnya sangat kukenal dan lama kami tak berjumpa, alhamdulillah kami diberi kesempatan bertemu kembali, kamipun berpelukan... saling berucap salam dan bertanya kabar. Alhamdulillah, terimakasih untuk hari ini Ya Rabb.

Jam menunjuk pukul 17.45

Sesampainya dikos, aku dikagetkan dengan kedatangan seorang gadis mungil di kamar, ya ! dialah Diana, seorang juara karate nasional. Mendapat beasiswa di UGM dengan jurusan yang sama denganku. Senyumnya begitu polos, keterbatasan orangtuanya untuk membiayai dia kuliah, membuatku bersemangat untuk mengusahakan bantuan. Dia sangat pandai, cerdas dan memiliki hati hello kitty. Sangat sayang jika dia harus berhenti berjuang melanjutkan pendidikan. Kuhubungi teman di BEM untuk membantunya, memperjuangkan agar bidik misinya diterima, akupun di amanahi oleh guruku untuk mengurusi administrasi kuliahnya di jogja. Ini adalah amanah, ini adalah ladang amal, tak kusangka begitu menyenangkan membantu Diana mengurusi semuanya. Dan dari sinilah aku, Diana, Mamah Diana dan guruku menjalin hubungan. Kami di ikat oleh perasaan saling membutuhkan sebagai habluminannaas, ya ! aku membutuhkan seseorang yang bisa aku bantu dan mereka membutuhkan bantuanku. Semoga Kau beri kami kemudahan Ya Rabb...

Kutulis sembari memandang Diana yang tertidur pulas di ranjang kecilku :|
_____________________
Inspiring Room, Yogyakarta
Selasa, 21 Juni 2011

2 comments:

  1. bener2 hari yang dahsyat :)

    siapapun dalam kondisi seperti itu, pasti bakal ngerasain pertanyaan penyadaran; "hari ini produktif banget ya?!"

    lelah mungkin sekali, namun membahagiakan.
    baarakallaahu fiik

    ReplyDelete
  2. ya iqbal... bener memang, dan rasanya pingin sekali selalu seperti itu, agar waktu yang sebentar ini ngga terbuang sia2 ^^

    alhamdulillah, sangat membahagiakan...

    ReplyDelete

Let make a friend, be closer with silaturahim... trust that someday Allah will unite us :DDD