Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Monday, September 5, 2011

Menelisik lebih dalam apa itu PERADABAN

Adab dalam Kamus Ilmiah Populer memiliki definisi tingkah laku. Sedangkan peradaban (hadharah) merupakan sebuah konsep kehidupan yang didasarkan pada sebuah aqidah (keyakinan). Ada dua jenis dasar yang memunculkan peradaban, di antaranya adalah : 

1) Peradaban spiritual (diniyah Ilahiyyah)

Peradaban spiritual berasal dari wahyu, yaitu aqidah (ideologi) yang berasal dari Tuhan (agama). Ada dua macam agama di dunia : 1) agama yang melahirkan peradaban. Yaitu agama yang memiliki konsep kehidupan yang menyeluruh; dan 2) agama yang tidak melahirkan peradaban. Yaitu agama yang tidak memiliki konsep yang menyeluruh tentang kehidupan. 

Agama Islam memiliki aqidah yang menerapkan setiap aturan dalam bentuk perilaku yang didasarkan pada batas-batas tertentu (mendasarkan perbuatan pada halal dan haram) di berbagai aspek. Mulai dari aturan individu, bermasyarakat, kepemerintahan, perekonomian, pendidikan dan lain sebagainya sehingga memunculkan sebuah konsep kehidupan. Dari sinilah muncul peradaban spiritual yang berasal dari agama Islam. Berbeda dengan agama-agama lainnya seperti Shinto, Nasrani, Kristen, Hindu, Budha dan yang lainnya. Dimana kesemuanya hanya mengajarkan pengamalan ibadah secara vertikal saja sehingga tidak melahirkan peradaban.

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk yang benar dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (TQS. At-Taubah [9]: 33)

Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima agama itu daripadanya, dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi. (TQS. Ali ‘Imran [3]: 85)


2) Peradaban manusia (wadl’iyyah basyariyyah)

Peradaban manusia berasal dari sebuah aqidah yang berasal dari fikrah manusia di mana sebuah konsep kehidupan dideklarasikan oleh sekelompok manusia yang menyetujui konsep tersebut. Misalnya seperti peradaban barat di mana merupakan peradaban yang tercipta dari aqidah sekulerisme (pemisahan agama dan kehidupan). Peradaban manusia juga bisa muncul tanpa didasari adanya aqidah dan hanya bersifat lokal dan parsial, seperti peradaban Yunani, peradaban Mesir Kuno dan lainnya. Seseorang atau sekelompok manusia yang menganut agama tertentu seperti Islam, Shinto, Nasrani, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya, secara langsung akan menjadikan mereka sebagai bagian dari sebuah peradaban. Tetapi dalam aplikasinya, aqidah yang kita ketahui paling berperan dan cukup bertahan sepanjang perjalanan kehidupan manusia adalah aqidah Islam dan Barat.

Jika kita telisik lebih dalam, peradaban yang kini eksis adalah peradaban barat. Banyak hal yang bisa kita temui dari bentuk-bentuk keeksisan peradaban barat yang kini mendominasi dunia, salah satu di antaranya, yang cukup mudah ditemui oleh kalangan mahasiswa adalah terkait masalah pendidikan ke luar negeri. Kita tau bahwa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, bahasa inggris menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi. Karena Bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang menghubungkan komunikasi antar negara di dunia (sekarang). Berbeda dengan masa ketika peradaban Islam berjaya. Di mana Islam menjadi rujukan berbagai bidang ilmu pengetahuan yang menarik mahasiwa dari berbagai penjuru negara, sehingga ketika itu bahasa arab menjadi bahasa internasional. Ingatkah kita akan masa-masa itu… itulah masa ketika Islam secara riil diterapkan dalam kehidupan.

Adakah kau lupa, kita pernah Berjaya        
Adakah kau lupa, kita pernah berkuasa
Memayungi... duapertiga dunia
Merentas samudera...
[Alarm Me “Adakah Kau Lupa”]

Jadi teringat kemarin hari baru saja menengok bangunan-bangunan sejarah bukti gemilangnya peradaban Islam di India melalui sebuah stasiun TV swasta, subhanallah… Coba deh kalian searching dan amati bukti-bukti sejarah peninggalan peradaban Islam, bakal kagum deh...

Berhubung peradaban yang sekarang sedang eksis dan mendominasi dunia adalah peradaban barat, maka akan coba kita bahas lebih dulu peradaban barat. Seperti yang kita bahas sebelumnya, bahwa peradaban merupakan hasil interpretasi sebuah aqidah. Lalu pertanyaannya, seperti apakah aqidah barat ? menurut Wibisono dan Yusuf Dalam bukunya “Islam Mulai Akar ke Daunnya” dasar pemikiran aqidah barat adalah sekulerisme dan kapitalisme. Di mana semua tindak tanduk perilaku kehidupan dipisahkan dari aturan-aturan Tuhan dan didasarkan pada standar “modal”. Ketika sebuah keputusan akan memberikan keuntungan dalam hal materi, maka hal tersebut menjadi hal yang perlu dipertimbangkan walaupun bertentangan dengan aturan Tuhan. Hal ini menjadikan modal sebagai standar seseorang untuk mengambil keputusan dalam lingkup kehidupan peradaban barat.

Peradaban barat menjadikan “modal” sebagai standar utama dalam menentukan tindakan. Hmm. Kaitannya dengan dasar pemikiran seperti ini, seorang peneliti kepribadian menyebutkan bahwa “semakin jauh, manusia akan semakin kehilangan jati dirinya sebagai manusia, akan ada masa terdegradasinya nilai-nilai moral dan spiritual, yaitu masa ketika manusia tidak lagi mengenal nilai-nilai ketuhanan dan nilai-nilai sosial, tindak tanduk mereka bahkan hampir menyerupai binatang, hal tersebut di akibatkan oleh kondisi lingkungan global”. Yah. Kira-kira seperti itulah produk manusia-manusia peradaban barat. Mereka menyingkirkan nilai-nilai spiritual yang di amanahkan Tuhan sebagai panduan kehidupan sehingga menyebabkan mereka menjadi semakin jauh dari fitrahnya sebagai manusia.

Sejenak menelisik sejarah munculnya sekulerisme. Sekuler sebagai dasar pemikiran dalam peradaban barat pertamakali muncul di Eropa akibat adanya pertentangan antara kaum muda dan pemuka agama. Para penguasa pada masa itu menjadikan para pemuka agama sebagai tameng kebejatan mereka dalam mengelola kebijakan di masyarakat, sehingga menyebabkan masyarakat menjadi skeptis terhadap agama mereka sendiri. Mereka menginginkan agar kehidupan (pemerintahan) tidak lagi di sangkut pautkan dengan agama. Hingga ahirnya muncullah pemikiran yang memisahkan agama dan kehidupan (sekuler).

Seorang ustadz pernah menjelaskan bahwa kebangkitan pemikiran di Eropa telah memunculkan istilah sekulerisme, nasionalisme dan kapitalisme. Di mana pemikiran tersebut telah berhasil memunculkan kemajuan tekhnologi di Eropa dan membawa mereka mengelilingi dunia. Tetapi dalam aksinya mengelilingi dunia mereka terjerat oleh 3G : apaan 3G ? 3G merupakan singkatan dari gold, glory dan gospel. apaan tuh ? 1) gold, mencari kekayaan di tanah jajahan; 2) glory, mencari kemasyhuran di atas bangsa lain; dan 3) gospel, menyebarkan agama kristen. Inilah yang memicu terjadinya kolonialisme, dan terjadilah masa penjajahan terhadap negara-negara dunia oleh Eropa.

Munculnya kolonialisme menjadi bagian penyebab runtuhnya peradaban Islam (Daulah Islamiyah). Di mana ketika itu negara-negara Eropa memberikan dukungan kepada gerakan-gerakan nasionalis di arab sehingga khilafah mengalami perpecahan. Keruntuhan kekhalifahan semakin didukung dengan melemahnya pemerintahan akibat masuknya fikrah-fikrah asing dari para pembesar arab yang pulang ke negaranya setelah menyelesaikan studinya di barat. Mungkin yang sebagian besar kita ketahui di antaranya adalah Kemal Pasha Attaturk.

Masuk dalam pembahasan peradaban Islam. Jreng Jreng. Akan coba kujelaskan dengan di awali dari penelitian seorang mahasiswa UNIBRAW tentang “Konsep Tata Ruang Islam”. Dalam hasil penelitiannya mengenai seperti apa sih konsep tata ruang Islam yang di amatinya melalui identifikasi karakteristik kota-kota Islam di Timur Tengah seperti Cordoba, Baghdad dan kota-kota Islam lainnya yang masuk dalam bagian Daulah Islam ? beliau mendapati bahwa konsep tata ruang Islam di Negara Islam, merupakan pola yang terbentuk dari kebudayaan masyarakat Islam (tingkah laku dan kebiasaan) yang di hasilkan dari interpretasi Al-Qur’an dan Hadist. Jadi... kalo dalam ilmu plannologi nih, Konsep Tata Ruang Islam (pola ruang) terbentuk dengan sendirinya akibat kebudayaan (tingkah laku) masyarakat Islam yang di batasi oleh HALAL dan HARAM. Kalo polanya digambarkan itu menyerupai sarang laba-laba atau konstelasi jalur lintas planet-planet di angkasa. Tidak sprawl atau liniear seperti kebanyakan pola kota-kota di Indonesia. 

Pola ruang Kota Islam dari lingkup terkecil hingga terbesar tersebut meliputi 1) Baitul Islam; 2) Darussalam; 3) Mahalle; 4) Harrat; 5) Madinah; dan 6) Daulah Islamiyah
    Menarik sekali. Subhanallah. Harusnya para planner muslim tidak melupakan keterkaitan Islam dalam perencanaan tata ruang agar tercipta penataan ruang yang tertata dan rapi sekaligus sesuai dengan syari’at. Di mana pola tersebut ternyata juga memberikan keuntungan dan kenyamanan tersendiri bagi maereka yang non muslim.

    Dalam penelitian konsep tata ruang dalam Islam disebutkan bahwa Masjid merupakan centra dari sebuah ruang wilayah. Merupakan pusat kegiatan masyarakat muslim. Tempat ibadah yang sangat intens dikunjungi baik untuk ibadah maupun untuk urusan pendidikan (Mengaji, Halaqoh, Kajian, dll). Kemudian di sekitarnya diikuti oleh kawasan pemukiman dan pasar. Pada jaman pembentukan kota oleh Umar Bin Khattab, beliau meletakkan pasar berada dekat dengan Masjid. Hal ini dimaksudkan agar mereka yang beraktifitas di pasar tidak meninggalkan ibadah ketika waktu shalat tiba. Bahkan pada masa itu ketika adzan datang, dengan sendirinya masyarakat baik pedagang maupun konsumen bergegas menuju masjid tanpa ragu barang dagangan mereka akan di usik oleh orang. Subhanallah. Betapa besar kepercayaan dan kebersamaan masyarakat muslim ketka itu. Rindu…

    Ini hanya setitik penjelasan mengenai keberhasilan peradaban Islam dari segi tata ruang, belum dalam hal pemerintahan, pengelolaan kebijakan, ekonomi Islam, pendidikan Islam dan bidang lainnya. Islam adalah agama yang memunculkan peradaban. Peradaban yang menerangi dunia dengan kalimat-kalimat terang (kalimatullah). Islam. Islam adalah agama sekaligus sebuah konsep kehidupan. Mari kita terapkan dalam kehidupan kita walaupun mungkin lingkungan tidak mengiyakan. Dimulai dari pribadi-pribadi yang sadar diri akan janji kebangkitan Islam. Tak perlulah merasa asing ^__^
     
    Andai semua orang tau betapa indahnya Islam. Maka dengan yakin kukatakan, bahwa mereka akan berbondong-bondong menuju agama Allah. Pelik sekali permasalahan umat ini. Karenanya, di mulai dari individu-individu yang sadar diri. Mari kita sambut kebangkitan Islam dengan perjuangan yang tiada henti. Jangan pernah ragu walau hanya melalui kontribusi-kontribusi yang menurut sebagian orang mungkin tidak ada artinya. Bukankah Allah yang akan menilainya. Jika Allah sudah menjadi bahan pertimbangan kita dalam bertindak, lalu apa lagi yang menjadi penghambat ?

    Menyimak sejenak tragedi-tragedi yang terjadi di Negara kita. Jadi teringat pesan Pak Amien Rais dalam ceramah Ramadhan yang pernah beliau sampaikan. Cobalah belajar dari kerapuhan para intelek modern. Ainul yakin... Negara ini akan mencapai puncak piramidnya jika dipegang oleh orang-orang yang memegang nilai-nilai Ilahiyah. Karenanya, pesan beliau “GEMBLENGLAH ILMU ANDA SESUAI BIDANGNYA DAN IMBANGILAH DENGAN NILAI-NILAI ILAHIYAH, DINAMISLAH, DAN JANGAN STASIONER !” (Amien Rais, 20 Ramadhan 1432 H @Masjid Kampus UGM)

    Sadarkah kita, bahwa ummat Nabi Muhammad adalah ummat yang istimewa. Seperti yang dinyatakan oleh Nabi Adam “Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada umat Muhammad S.A.W 4 kemuliaan yang tidak diberikan kepadaku” : 1) Taubatku hanya diterima di Mekah, sementara taubat umat Nabi Muhammad diterima di sembarang tempat; 2) Pada mulanya aku berpakaian, tetapi jika aku durhaka kepada Allah maka Allah jadikan aku telanjang. Umat Muhammad durhaka dengan telanjang, tetapi Allah memberi mereka pakaian; 3) Ketika aku durhaka kepada Allah maka Allah pisahkan aku dengan isteriku. Tetapi ketika umat Muhammad durhaka, Allah tidak memisahkan mereka dari isterinya; dan 4) Ketika aku durhaka kepada Allah dalam syurga, aku dikeluarkan darinya, tetapi umat Muhammad yang durhaka kepada Allah akan dimasukkan ke dalam syurga apabila mereka mau bertaubat.

    Subhanallah… betapa besar kemuliaan dan kasih sayang yang Allah limpahkan kepada kita. Tidak banggakah kita menjadi ummat mulia ? tidak banggakah kita dengan ke-Islaman kita ? tidak banggakah kita bahwa orang lain menyaksikan kita sebagai seorang muslim ? mari gembleng diri. Sambut kebangkitan Islam dengan perjuangan tiada henti. Ciptakan  peradaban Islam mulai dari diri sendiri. Untuk kaum hawa… mari asah selalu akal kita. Siapkan diri menjadi ummi tangguh untuk mendidik generasi pengganti pemimpin-pemimpin yang tidak amanah, membangun generasi penerus pemimpin-pemimpin mulia. Menjadi perpustakaan bagi pertumbuhan sang buah hati. Dan bagi para calon Abi. Gembleng diri agar semangat juang selalu terpatri. Menjadi teladan bagi calon pejuang baru Islam.

    Selamat menyambut hari kemenangan HAPPY IED MUBARAK 1432 H, semoga semangat juang semakin kuat terpatri dalam diri… salam ukhuwah sahabat muslim dan muslimah...

    Inspiring room, Home Sweet Home [21:30]
    Senin, 30 Ramadhan 1432 H / 30 Agustus 2011
    “Dalam semangat menyambut hari kemenangan”

    2 comments:

    1. kata seorang teman yang mengutip penuturan seorang Syaikh dari Malaysia "sekarang ini Turki sedang bunting, mengandung benih-benih Sekulerisme dan Eropa juga sedang bunting, mengandung benih-benih Islam" di manapun Islam akan tegak, semoga di benua biru segera tegak Islam.. Aamiin :)

      ReplyDelete
    2. Aamiin... di manapun itu, Islam pasti akan tegak kembali, karena itu janji Allah :)

      Bismillah...

      ReplyDelete

    Let make a friend, be closer with silaturahim... trust that someday Allah will unite us :DDD