Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Wednesday, September 7, 2011

Kebimbangan Akan Keterhijaban

Di balik keterhijaban yang Allah takdirkan. Ada banyak hikmah yang akan kita dapatkan. Ketika kita tidak memperoleh apa yang kita harapkan. Bisa jadi itu adalah jawaban. Dan tentu saja. Jawaban Allah adalah jawaban TERBAIK. Maka… terimalah dengan SABAR dan TAWAKKAL. Dan agaknya… kita perlu mengevaluasi kembali tentang makna “yang terbaik” menurut kita.

Sebuah kalimat inspirasi yang tiba-tiba saja menggaung di lorong telinga pagi ini. Masih pagi sudah mikir apa ya kok sampai dapat kalimat berat kaya begitu… Hmm. Inilah akibat sisa kegalauan yang belum hilang. Kegalauan yang mungkin tidak hanya di alami olehku tapi mungkin juga di alami oleh banyak orang. Masa depan.

Berusaha itu HARUS ! tapi untuk masalah hasil biarlah Allah yang menentukan...

Rasanya itu kunci yang perlu di pegang oleh setiap orang yang menginginkan kebahagiaan hakiki. Berbicara tentang kebahagiaan. Siapa sih yang nggak kepingin. Setiap orang pasti menginginkan BAHAGIA. Tapi yang jadi perdebatan adalah bahagia seperti apa yang diinginkan. Apakah bahagia dalam hal keduniaan atau kebahagiaan jiwa. Karena untuk mencapai salah satu kebahagiaan itu terkadang kita harus mengorbankan salah satu kebahagiaan lainnya. Itulah dilema yang dirasakan oleh sebagian besar orang. Bahwa faktanya untuk mencapai kebahagiaan hakiki (akhirat) terkadang kita harus mengorbankan kebahagiaan dunia dan sebaliknya. Perbedaan tujuan inilah yang perlu di perhatikan. Karena kebahagiaan memiliki arti berbeda bagi setiap orang. 


Terkait kebahagiaan dunia. Allah sudah memaparkannya secara jelas dalam Al-qur'an :


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda-kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (Ali-Imran [3] : 14)
 
Ketika seseorang memiliki apa-apa yang disebutkan di dalam (QS Ali-Imran [3] : 14). Dunia seolah menjadi syurga. Sehingga terkadang mereka terlalaikan karenanya. Dan kebahagiaan yang mereka rasakan tersebut tidak berlaku selamanya ketika kesemuanya tidak diimbangi dengan kekayaan jiwa. Karena nyatanya banyak mereka yang secara materi berlebih tapi ternyata tidak secara bathin. Padahal kebahagiaan hidup yang hakiki justru terletak pada kebahagiaan jiwa. Nah kekayaan jiwa inilah yang masih sulit di dapatkan oleh kebanyakan orang.


Dan ketika kita dihadapkan pada permasalahan masa depan yang kita tidak pernah tau, maka kita di wajibkan untuk mengusahakannya terlebih dahulu sebagai bentuk ikhtiar kita agar bisa memperoleh hasil yang kita inginkan. Yang pingin pintar dan dapet nilai bagus ? Belajar. Yang pingin lulus ? Selesaikan penelitian sebagai syarat kelulusan. Yang pingin berkeluarga? Nikah. Dan lain sebagainya. Ada usaha-usaha yang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mendapat apa yang kita inginkan yang kita anggap sebagai kebahagiaan” ketika kita memperolehnya.

Berbicara mengenai hasil (takdir). Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui. Bahwa di dunia ini ada hakikat peristiwa yang bisa dikuasai dan peristiwa yang tidak bisa dikuasai oleh manusia. 
  1. Kawasan yang mampu dikuasai oleh manusia. Di area ini manusia akan dihisab karena berada di lingkup pilihanya sendiri. Tergantung pada jalan mana yang akan di ambil. Jalan kebenaran atau kebathilan. Dalam hal ini Allah membekali manusia dengan akal, penglihatan dan pendengaran. Contoh mudahnya adalah mau nikah lewat jalan mana ? taaruf atau pacaran. Bukankah itu pilihan.
  2. Kawasan yang tidak mampu dikuasai oleh manusia. Di area ini ada kawasan yang didalamnya melibatkan manusia dan tidak melibatkan manusia. Dalam lingkup ini manusia tidak dihisab karena hasilnya Allah yang menentukan. Contoh tentang peristiwa yang melibatkan manusia : 
    • Kematian. Misal nih. Ketika berkendaraan mungkin kita sudah ikhtiar untuk mengendalikannya dengan hati-hati. Tapi nyatanya banyak mereka yang sudah hati-hati tapi tetap saja kecelakaan dan berahir meninggal. Mungkin kita sudah ikhtiar dengan memakan makanan bergizi. Berolahraga. Dan rajin berkonsultasi ke dokter tentang masalah kesehatan. Tapi siapa yang tau bahwa kita akan meninggal secara tiba-tiba.
    • Jodoh. Mungkin kita sudah ikhtiar dengan menempa diri agar mendapatkan pasangan yang sepadan dalam hal keberagamaan. Bahkan mungkin ada yang sudah menarget siapa orangnya. Tapi siapa yang tau… Apakah dia jodoh kita atau bukan.
    • Rizki. Mungkin kita sudah berusaha bersusah payah mencari rizki. Tapi kok masih saja kekurangan. Dan yang mengherankan mungkin ada sebagian orang yang tidak ada usaha sama sekali tetapi justru mendapatkannya denga sangat mudah. Bisa jadi… itulah rizki yang Allah tetapkan.

    Tentang peristiwa yang tidak melibatkan manusia. Contoh mudahnya adalah tentang keberadaan kita di dunia. Mungkin yang sering kita dengar di film-film adalah ucapan tentang “kenapa aku dilahirkan jika harus mengalami penderitaan?” Belum kenalan sama Allah nih orang yang ngomong kaya begini. Kenalan dulu geh... Tapi Allah sudah menakdirkan dia untuk lahir ke dunia. Dan kita juga sudah dipilih oleh Allah untuk lahir ke dunia dan menjadi bagian dari hamba-hambaNya. Siapa yang bisa menolak kalo sudah Allah yang menentukan.

    Itu adalah paparan tentang kenyataan yang perlu kita ketahui. Ketika kita mendapatkan jawaban yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Mungkin itu adalah takdir yang memang sudah Allah tentukan atas diri kita. Kita hanya diberi sarana untuk mengusahakannya. Jadi untuk masalah jawaban serahkan saja pada Allah.


    Tapi sayangnya. Banyak sekali dari kita yang kadang tenggelam dalam kecewa ketika apa yang diharapkan tidak berhasil didapatkan. Jawabnya mudah kawan… cukup SABAR dan TAWAKKAL… Mudah untuk ditulis dan diucapkan hhh... Jadi terkait masa depan. Tetaplah berusaha untuk mencapai masa depan cerah yang kita inginkan. DUNIA wabil AKHIRAT. Berusahalah mencapainya dengan mendasarkan kecintaan dan harapan akan ridha Allah sebagai pijakan. Kalaupun kita tidak mendapatkannya di dunia. Insyallah kita akan mendapatkannya di ahirat. Sayang sekali mereka yang sangat terobsesi akan kesuksesan dunia tanpa mempedulikan kebahagiaan ahir di ahirat kelak. Semacam bersusah payah untuk mengejar hasil ahir yang dipertanyakan. Bukankah justru hasil ahir di akhirat yang harusnya mendapat perhatian. Karena itulah kehidupan hakiki yang akan menyambut kita di masa depan.

    Lalu. Bagaimana jika realita tidak sesuai dengan idealita…?

    Mungkin kita sudah berpijak pada keridhaan Allah dalam mem-planning ataupun mengikhtiarkan masa depan seperti apa yang kita inginkan. Tapi kadang ada hambatan-hambatan yang justru datang dari orang-orang terdekat. Mungkin kita sudah memutuskan untuk bekerja pasca kelulusan. Tapi nyatanya orang tua menginginkan kita untuk melanjutkan study. Atau sebaliknya. Mungkin juga kita ingin nikah muda. Tapi orang tua melarang. Mungkin kita menginginkan untuk bekerja di sebuah perusahaan X ternama yang banyak di incar oleh begitu banyak orang. Tapi hati kecil mengatakan untuk mengabdi pada ummat. Yah. Semua itu adalah pilihan...  

    Masa depan bisa kita tentukan. Dengan izinNya. Tetep usaha dengan berpijak untuk memperoleh ridhaNya. Dan untuk hasilnya serahkan pada Allah… Ketika tidak mendapatkan yang di harapkan. Jangan lupa slogan SABAR dan TAWAKKAL. Insyallah SUKSES DUNIA dan AKHIRAT. Salam semangat ! ^.^
    ___________________________
    Inspiring room, Yogyakarta
    Rabu, 7 September 2011 [09:00]

    No comments:

    Post a Comment

    Let make a friend, be closer with silaturahim... trust that someday Allah will unite us :DDD