Oleh : [Kiki] Rakhmawati Z
rakhmawati.zaki@gmail.com

Monday, September 26, 2011

Bahagianya [Aku] Menjadi Seorang [Muslim]

Alhamdulillah… segala puji bagi Allah. Alhamdulillah… segala puji bagi Allah. Alhamdulillah… segala puji bagi Allah

Dzikir yang setiap hari tak pernah lepas kulontarkan. Alhamdulillah atas anugrah terindah yang Allah berikan karena Ia lahirkan aku sebagai [muslim]. Alhamdulillah atas kenikmatan yang tak akan pernah bisa kuhitung dan kubayar. Alhamdulillah atas keindahan ukhuwah yang telah Ia jalinkan. Alhamdulillah atas setiap ketenangan jiwa yang Ia anugerahkan ketika kegelisahan hati menyerang. Alhamdulillah… segala puji bagi Allah pemilik semesta alam. Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin.

Ingin sekali rasanya meneriakkan “Bahagianya aku menjadi seorang [muslim] !!” sekencangnya… andaikan bisa... Pasti kulakukan. Tapi sekedar berteriak memanggil seseorang yang telah menjauh saja aku malu. Malu untuk mengeraskan suaraku :| Biarlah kuteriakkan kata-kata itu dalam mimpiku. Di padang rumput hijau dengan di temani bunga dan hangatnya pancaran cahaya sang surya. Atau… di bawah langit malam di temani kerlap kerlip bintang dan rembulan. Indahnya :|

Taukah… Betapa bahagianya [Aku] menjadi seorang [Muslim] ?

[muslim] adalah manusia paling mulia di atas seluruh manusia dengan perilakunya yang mempesona. [muslim] adalah manusia paling beradab di atas seluruh manusia dengan kecemerlangan berpikirnya. [muslim] adalah manusia paling bahagia di atas seluruh manusia karena mereka yang bersedih tertahan oleh firmanNya dengan kabar kebahagiaan melalui kesabarannya. [muslim] adalah anugerah terindah yang Allah berikan pada manusia sebagai pelangi kehidupan yang menebarkan kasih sayang pada sesama. [muslim] adalah manusia-manusia yang telah di pilihNya. Bersyukurlah kalian yang di jadikanNya sebagai [muslim] :| Lihatlah mereka yang lahir dari sulbi-sulbi kafir. Mereka harus berjuang lebih keras. Mungkin mereka harus berpisah dengan keluarganya. Mungkin mereka harus hijrah dari lingkungan di mana mereka berada. Mungkin mereka harus bekerja keras mencari ilmu yang sama sekali belum mereka ketahui dasarnya. Mereka hanya di bekali penglihatan dan pendengaran serta akal sebagai modal oleh Allah yang mungkin dengannya masih belum cukup bagi mereka. Terlebih lagi bagi mereka yang di takdirkan sebagai musuhNya. Ya Rabb. Naudzubillahimindzalik... Mereka di jadikan percontohan manusia-manusia hina yang menentangNya. Mendapatkan kenikmatan adzab yang begitu perihnya di ahirat dan di dunia. Ya Rabbi. Ighdinashiraatalmustaqiim... Tunjukilah kami jalan yang lurus...

Rasul kita adalah manusia yang pengaruhnya pada dunia tidak akan pernah tergantikan. Yang sejarahnya tidak akan pernah terkotori oleh pemutar-balikan. Yang kemuliaannya akan selalu di kenang dan tidak akan pernah hilang di telan waktu dan zaman.  Yang perjuangannya justru akan terus dan terus di estafetkan oleh generasi-generasi penerus Islam. Yang agamanya akan menjadi agama acuan. Yang persatuan ummatnya tidak akan pernah terpisahkan oleh hasutan. Bahkan manusia-manusianya menjadi sosok yang di rindukan sebagai penebar kasih sayang.

Tengoklah ke belakang. Betapa Rasul kita adalah seorang manusia yang begitu mulia. Tengoklah kepribadiannya yang sejak kecil hingga wafatnya penuh dengan perilaku-perilaku mempesona. Betapa di percayanya beliau oleh para sahabat dan ummatnya. Bahkan oleh para musuhnya. Tengoklah… betapa indah apa yang dibawanya. Al-qur’an. Ayat-ayat Tuhan. Dienul Islam. Agama paling di benarkan di atas segala agama. Yang menerangkan dan membangkitkan peradaban dunia.

Tengoklah. Betapa berat perjuangan yang telah di laluinya. Memperkenalkan perlahan dan bertahap dengan penuh kesabaran tentang apa yang di bawanya. Lihatlah. Betapa hebatnya siksaan yang telah di alami para sahabat yang masuk Islam di permulaan kemunculannya. Betapa banyak hal keduniaan yang mereka tinggalkan. Bahkan merelakan jiwa dan raganya dengan menjadi syuhada di jalanNya. Mereka berperang tanpa gentar. Tetapi justru menghadapinya dengan penuh keberanian. Menyambutnya dengan penuh kebahagiaan. Seakan mereka melihat indahnya syurga di medan perang. Karena dengan perang tersebut mereka hanya akan mendapatkan kabar gembira. Mati syahid di jalanNya atau menang bersama Islam dan RasulNya. 


Karenanya. Berbahagialah kalian yang di takdirkanNya sebagai [muslim]. Semoga penglihatan dan pendengaran serta akal kita selalu di gunakan untuk memahami dan memaknai kebesaranNya. Dan sekali lagi kukatakan. Betapa bahagianya [Aku] menjadi seorang [Muslim]
____________
Yogyakarta, Inspiring Room
Senin, 26 September 2011



No comments:

Post a Comment

Let make a friend, be closer with silaturahim... trust that someday Allah will unite us :DDD