OK... capcus... Selama seminggu ke depan, Yogyakarta akan mengadakan FKY (Festival Kebudayaan Yogyakarta) di Vredeburg. Jujur saja, selama empat tahun di jogja, aku hanya sekali pernah datang ke FKY, bersama seorang sahabat dari Kambodia yang kebetulan sedang menempuh study di UNY, dan itupun karena dia memaksaku untuk menemaninya jalan-jalan keliling jogja... sampai pegal kaki ini dibuatnya ! dan ini adalah yang kedua kalinya... bersama saudara sepupuku yang kebetulan sedang berlibur.
Dering “Always Be There” Maher Zain tiba-tiba mencuri perhatianku ketika aku dan sepupuku, mb virna, hendak pergi berpetualang. Tentu saja, karena baru saja aku mengirim pesan kepada dosen pembimbingku bahwa aku ingin bertemu hari ini untuk memberikan draft revisiku, tapi... “saya sedang workshop, tinggalkan saja di mailbox” alhamdulillah... loh ! pesan singkat itu melegakanku, ahirnya aku bisa jalan-jalan tanpa harus berdiskusi panjang lebar dulu tentang penelitian J haha ! sayang sekali memang, jujur aku merindukan kritikan dan ceramah beliau walaupun baru seminggu kemarin bertemu.
Bismillahirrahmaanirrahiim... kumasukkan draft penelitianku ke dalam sebuah kotak kecil dengan identitas nama Retno Widodo Dwi Pramono, ST., M.Sc. yang terpampang di deretan mailbox di kantor TU, dan tiba-tiba “Zakiya...!” seseorang mengagetkanku, kutengokkan kepalaku ke kiri dan ke kanan... “Eh pak Aris” akupun menyunggingkan senyum... beliau adalah kepala TU prodi jurusan, beliau sangat care pada para mahasiswa... dan beliaulah salah seorang yang menjadi motivasiku bertahan di kampus perjuangan, karena sudah banyak sekali yang beliau lakukan untuk membantu kelancaranku di setiap permasalahan perkuliahan. “Kemana saja ngga pernah kelihatan!” tanya beliau. “Penelitian pak, kemana lagi... tenang pak, saya akan menyusul Hogi, SECEPATNYA!” jawabku mantap (Hogi adalah teman seperjuangan yang pertamakali pra-pendadaran dari sekian banyak temen-temanku di jurusan, dan aku tidak heran karena dia memang mahasiswa yang baik hati, rajin menabung dan tidak sombong, loh!)”Bagus!” jawab pak aris. Hmmm sebenarnya aku menjawab seperti itu hanya untuk menenangkan beliau agar aku tak diceramahi, keburu mau pergi jalan-jalan J
Bersama mb virna, aku melajukan kendaraanku menuju Vredeburg. Sesampainya di sana, kamipun mulai merambahi stand-stand pameran yang ada. Kusapukan pandangan ke sekeliling, dan... tiba-tiba sebuah stand unik yang memamerkan kerajinan hasil daur ulang menarik perhatianku. Akupun mengajak mb virna menyambangi stand itu. Subhanallah... bagus sekali karya-karya kerajinan hasil daur ulang ini. Sangat sederhana... tapi memiliki nilai tinggi akan kontribusinya pada lingkungan. Potongan kecil-kecil memanjang plastik bekas yang dimasukkan ke dalam sebuah plastik kaku transparan dengan berbagai macam bentuk. Mulai dari tas belanja, tas sekolah, dompet, hingga bantal. Subhanallah, benar-benar bagus... JJJ kreatif sekali. Mungkin sebenarnya sudah banyak acara yang memberitakan tentang ini, tapi jujur baru kali ini aku tergertak untuk lebih mendalami.
Akupun berbincang akrab dengan sang penjaga stand, seorang ibu rumah tangga, yang aku tau... dari tatapannya, beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat peduli lingkungan (sok tau !) tentu saja dari karya-karya kerajinan yang dipamerkan hahaha kalo begitu semua orang juga tau ! hmmm bukan begitu maksudku, tentu saja aku tau karena kami berbincang ngalor ngidul tentang siapa dan bagaimana hasil kerajinan tersebut di buat. Ternyata beliau adalah seorang aktivis masyarakat yang mewadahi hasil kreasi ibu-ibu rumah tangga untuk kemudian dijual dan sekaligus disosialisasikan terutama kepada para kontributor sampah seperti ibu-ibu rumah tangga, dengan tujuan untuk mengajak mayarakat secara umum peduli terhadap lingkungan. Super sekali J
Ada dua metode untuk mengelola sampah organik :
1. Pengelolaan dengan hasil pupuk cair
Pupuk cair, ternyata memiliki kualitas lebih bagus dibandingkan dengan pupuk padat. Sayangnya untuk membuat pupuk cair ini cukup sulit dan membutuhkan pengelolaan yang intens. Langkah awal dilakukan dengan menyiapkan bak sampah yang tertutup dengan memberikan semacam saringan di bagian dasarnya agar 'air sampah' terpisah dari sampah padat di atasnya, untuk saringan bisa dibuat secara manual. Sampah-sampah organik seperti sisa makanan atau dedaunan di masukkan ke dalam tong sampah untuk kemudian di uraikan oleh bakteri atau bio-activator yang bisa di dapat di toko-toko pertanian.
2. Pengelolaan dengan hasil pupuk padat
Untuk pupuk padat, bisa menggunakan tong sampah yang dindinganya berlubang, tetapi bagian sisi-sisinya diberi semacam penyerap air, bisa menggunakan karpet atau kardus. Untuk pengelolaan sampah padat komposisi sampah harus diperhatikan agar sampah yang dihasilkan tidak terlalu banyak mengandung air dengan perbandingan 3/4 sampah padat dan 1/4 sampah cair. Dalam penguraiannya bisa menggunakan bio-activator seperti dalam pembuatan pupuk cair.
Hah ! semangat membarapun muncul, rasanya kepalaku dipenuhi ide-ide brilian. Jujur saja, kalo kepalaku memproduksi ide-ide brilian dan tidak langsung 'di catat' biasanya semuanya akan hilang begitu saja, dan motivasi diriku tentang ide brilian tersebut menjadi melemah... yah itulah kelemahanku !, jadi teringat dadang yang diperankan oleh erick dalam “The Tarix Jabrix” haha tapi aku ngga separah itu lo ! kadang sayang sekali ketika muncul ide brilian dan kemudian menghilang, benar-benar tersiksa ketika kepalaku dipaksa untuk mengingatnya kembali.
Ya Allah ! aku ingin sekali menjadi segelintir manusia seperti sang ibu, ya ! semuanya bisa di awali dari diri sendiri... ternyata stand pameran tersebut tidak hanya bertujuan untuk menjual, tetapi juga untuk mensosialisasikan kepada para pengunjung pameran bagaimana cara mendaur ulang sampah dengan benar. Sungguh mulia sekali niatan sang ibu... ya...”innamaa a’malu binniat” dan semua perbuatan, bergantung pada niatan yang kita tujukan. Mari ibu-ibu, loh ! pacu semangat untuk ikut berkiprah seperti sang ibu... Kamipun bertukar pikiran... “insya Allah saya akan berkunjung ke forum ibu...” kataku sembari bercanda dan meminta berfoto ria dengan sang ibu. Ternyata sang ibu narsis juga, haha
Dan inilah calon generasi penyelamat lingkungan masa depan (hahaha! tampangku kaku sekali) bersama sang ibu, mentor penyelamat lingkungan J |
“dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya” hmmm selintas kata-kata itu muncul dalam pikiranku, semakin memberikan motivasi padaku akan sebuah cita-cita, dan semoga untuk kawan-kawan juga ^^ dan semoga Allah memperkenankan... semangat kawan ! niatkanlah semua bukan untuk kepentingan masyarakat saja, tetapi niatkanlah semuanya dengan berlandaskan pada harapan akan ridhaNya... semoga menjadi jalan untuk kiprah kita di dunia, dan sebagai jembatan untuk meraih kebahagiaan di ahirat, amin Ya Rabb...
Selepas berkeliling di FKY, akupun melanjutkan perjalanan menuju DPU-DT dan melanjutkan perjalanan menikmati indahnya Jogja, mensyukuri nikmat Tuhan yang tiada tara. Semoga menjadi jalan untuk pembelajaran dalam berkiprah di masyarakt kelak... Terimakasih untuk nikmat yang Kau berikan padaku hari ini Ya Allah... dan terimakasih telah berikan aku kekuatan untuk menuliskan tulisan yang tidak berharga ini, tapi semoga saja mengispirasi J
Kutulis sembari membaca buku “Daur Ulang Sampah” karya Sally Morgan yang ku pinjam dari seorang sahabat yang sangat mencintai lingkungan, Alestkikyo SittiSarifa -Sitti Sarifa Kartika kinasih-
Inspiring Room, Yogyakarta
Senin, 27 Juni 2011
akibat link di facebook. kusempatkan mampir di blog ini :)
ReplyDeletelong time no see you dek! |halah!link di fb yg ada commentmu di delete ajah hehehe|
syukron mb yossi sudah mampir :) ya... lama ngga ketemu mb yossi, hmm ngmng2 aku ndak maksud sama kalimat mb yang terahir :) OK ! keep ukhuwah ya mb yossi ^^
ReplyDelete